Kalteng Today – Lifestyle, – Akhir-akhir ini tanah air kembali dihebohkan dengan kasus kebocoran data. Setelah beberapa hari lalu ramai bocornya 1.3 juta data pengguna e-HAC, terbaru muncul berita kalau sertifikat vaksinasi Presiden Jokowi bocor ke media sosial.
Info nomor induk kependudukan (NIK) dan juga data-data pribadi Presiden yang lain, seperti riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, hingga daftar penghargaan bisa diakses oleh umum.
Terkait hal kebocoran sertivikat vaksin Presiden, Kementerian Kesehatan, Badan Siber dan Sandi (BSSN) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberi tanggapan bahwa:
Pertama, sertifikat vaksinasi Presiden Jokowi benar telah diakses pihak tak bertanggungjawab menggunakan fitur pemeriksaan sertifikat nasional, pada sistem PeduliLindungi.
Kedua, informasi terkait NIK dan tanggap vaksin Presiden Jokowi yang digunakan untuk mengakses sertivikat vaksin bukan dari sistem PeduliLindungi, tapi bisa diakses dari situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan pemberitaan media massa.
Selanjutnya pemerintah akan meningkatkan tata kelola perlindungan data pada sistem PeduliLindungi dengan melakukan migrasi ke Pusat Data Nasional (PDN).
Terakhir pemerintah meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang beredar terkait keamanan sistem aplikasi PeduliLindungi.
Karena dari kejadian ini banyak masyarakat yang panik dan merasa bahwa data pribadi mereka tidak aman.
Yup, kebocoran data pribadi yang ada di dunia digital bisa terjadi pada siapapun, bahkan pada kepala negara. Tapi bukan berarti kita harus takut dan tidak bersedia membagi data pada saat dibutuhkan untuk legalitas atau syarat registerasi.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan masyarakat awam untuk melindungi data pribadi:
- Jangan unggah sertivikat vaksin di media sosial
Dalam sertivikat vaksinasi terdapat QR code yang bisa diakses untuk mengetahui data pribadi saat dipindai. Maka sebaiknya jangan pernah mengunggah sertivikat ke media sosial atau apapun secara online
- Hapus Aplikasi e-Hac versi lama
Sebelumnya, data 1.3 juta pengguna e-Hac (Electronic Health Alert) Kemenkes mengalami kebocoran. Dan data yang bocor adalah dari aplikasi versi lama, bukan yang sudah terintegrasi dengan PeduliLindungi. So, jika kalian masih punya aplikasi versi lama, segera hapus.
- Pastikan selalu membagi data pribadi untuk pihak yang tepat
Jika harus membagi data pribadi, pastikan mengisi data untuk pihak resmi yang memang membutuhkan data diri secara legal. Jangan sembarang mengisi formulir untuk situs-situs yang tidak jelas
- Hati-hati saat menginstal aplikasi
Kebocoran data bisa dari mana saja, termasuk dari aplikasi yang diunduh di smartphone masing-masing. Cek detail setiap aplikasi yang akan diunduh, jika ada aplikasi mencurigakan seperti meminta izin akses SMS, WhatsApp, lokasi hingga akses kamera jangan pernah diterima.
Baca Juga :
- Jangan sembarangan unggah foto KTP
Untuk kepentingan apapun jangan pernah memposting dokumen pribadi seperti KTP, boarding pass, termasuk sertivikat vaksin secara jelas ke media sosial.
Jangan sampai data yang seharusnya rahasia jadi gampang diakses orang lain. Jika jatuh ke tangan oknum tak bertanggungjawab, hal seperti kasus penipuan, pembobolan ATM, pemerasan, hingga korban pinjaman online ada dalam genggaman cyber crime.
[Red]
Discussion about this post