Kalteng Today – Kapuas, – Sebagai rasa cinta terhadap budaya suku Dayak Ngaju dengan cerita rakyat dalam bentuk lisan agar menjadi sebuah catatan sejarah dari sastra lisan dituangkan dalam tulisan buku untuk menjadi kearsipan negara mengangkat kearifan lokal.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas H Suwarno Muriat mengatakan sebagai wujud kecintaan terhadap budaya suku Dayak Ngaju dengan istilah pemertahanan budaya lisan dengan dibuatkan buku dimana yang dulu cerita dari mulut ke mulut sekarang bisa di baca dari buku bertajuk ‘Refleksi Budaya Suku Dayak Ngaju Dalam Karungut Sansana Bandar Huntip Baru Api’
“Sebagai rasa cinta saya dan terimakasih terhadap Budaya suku Dayak Ngaju yang dituangkan dalam sebuah buku yang dulunya sastra lisan menjadi sastra tulis,”ucapnya, Kamis (8/4/2021).
Ia menjelaskan dalam penelitian terhadap icon budaya terhadap peralatan berupa senjata pusaka yaitu mandau,telawang dan masih banyak lagi icon serta paling sakral adalah pohon batang garing atau yang lebih dikenal dengan pohon kehidupan.
Memang ada dua kategori yang selalu dijunjung tinggi masyarakat suku Dayak Ngaju yaitu kategori budaya iman,alam bernyawa dan tak bernyawa.
“Suku Dayak Ngaju di masa lampau merupakan orang orang yang mengurus alam semesta, bukan penguasa melainkan mengurus alam,dimana setiap penebangan pohon besar saja harus melakukan ritual adat,” terangnya.
Suwarno yang juga menjabat Kepala Dinas Pendidikan Kapuas itu menjabarkan kalau pun pohon itu layak ditebang atau tidak nanti diketahui melalui media mimpi sehingga istilah yang digunakan adalah jipen atau denda adat. Kalau pun di tebang harus menanam pohon lain sebagai gantinya. Makanya masyarakat Dayak dikenal dengan pengurus alam.
“Masyarakat Dayak memiliki sikap religi yang tinggi, kenapa demikian setelah saya melakukan penelitian di 5 Kecamatan di Daerah Hulu Kapuas pemertahanan budaya Dayak sangat luas biasa walau pun di daerah non pasang surut sudah terjadi akulturasi budaya,”imbuhnya.
Baca Juga :Â Masyarakat Kapuas Hulu Adakan Festival Seni Dan Budaya Dayak
Dia berharap dengan adanya buku sastra lisan budaya suku Dayak Ngaju yang tadinya cerita dari mulut ke mulut terbukukan dan ada dokumentasinya menjadi pelestarian budaya.
Sehingga generasi muda berikutnya bisa mengetahui bahwa warisan budaya tidak pernah terkikis oleh perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
“Terkait dengan dunia pendidikan saya implementasikan kurikulum berbasis kearifan lokal,” pungkasnya. Jim
Discussion about this post