Kalteng Today – Sampit, – Nenek Bahriah (74) warga Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang,Kabupaten Kotim, Kalteng, yang kehilangan tangan kirinya akibat disambar buaya saat hendak bilas usai buang air besar (BAB) di jamban di tepi sungai, akhirnya mendapat bantuan pembangunan WC dan Kamar Mandi dari sejumlah donatur penggalangan dana Seminggu 1000 Berkah.
Pantauan KaltengToday.com dalam postingan halaman resmi akun facebook Seminggu 1000 Berkah, terlihat para relawan dan tim milenial tanggap bencana baru saja menyelesaikan pembangunan sarana kamar mandi dan wc di kediaman nenek Bahriah.
“Alhamdulillah, pembangunan WC dan Kamar Mandi untuk Nenek Bahriah (Korban Keganasan Buaya beberapa waktu yang lalu).Kegiatan ini terlaksana atas Dana Donasi dari para Donatur Seminggu 1000 Berkah dan dibangun oleh tim milenial Tanggap Bencana.Terima Kasih Kepada Para Donatur,” tulis halaman resmi akun facebook Seminggu 1000 berkah dalam postingannya.
Seperti yang diketahui awal Tahun 2021, tepatnya pada Jumat (1/1) sekitar pukul 23.30 WIB, seorang nenek bernama Bahriah (74) warga Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, menderita putus tangan kiri dan patah kaki kiri setelah buaya besar menerkam tangannya saat dia mencuci tangan usai buang air besar di pinggir Sungai Mentaya
Zulkifli cucu dari nenek Bahriah menceritakan kejadian menyeramkan yang menimpa neneknya saat itu air sungai dalam kondisi pasang, sempat terlibat tarik menarik neneknya dengan sang predator (Buaya).
Beruntungnya tubuh korban terhalang kayu sehingga tidak sampai jatuh ke air. Namun saking kuatnya tarikan buaya, tangan kiri korban akhirnya putus. Nenek Bahriah kemudian dilarikan ke rumah sakit Dr. Murjani Sampit untuk mendapat perawatan intensif.
Sementara itu Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah terus meningkatkan sosialisasi bahaya serangan buaya di Kabupaten Kotawaringin Timur seiring meningkatnya kemunculan serta serangan buaya di daerah itu.
“Kami berharap sosialisasi ini bisa membuat masyarakat lebih waspada saat beraktivitas di sungai. Populasi buaya di Sungai Mentaya dan sejumlah anak sungainya memang masih cukup banyak,” kata Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah, Selasa (20/1/2021).
Baca Juga :
Pasca Buaya Terkam Nenek Bariah Hingga Tangannya Putus, BKSDA Kotim Lakukan Upaya Penangkapan
Buaya Kembali Serang Warga, Bocah 11 Tahun Sempat Di Mulut Buaya
Sepanjang 2020 lalu tercatat ada 11 kali kejadian serangan buaya terhadap manusia di Kotawaringin Timur, meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
“Buaya masuk ke perairan sekitar permukiman warga untuk mencari makan karena sumber makanan di habitatnya sudah sulit didapatkan. Makanya kami imbau warga tidak membuang sampah atau bangkai binatang ke sungai, serta tidak menempatkan kandang ternak dekat sungai karena itu rawan memicu kedatangan buaya yang mencari makan,” jelasnya.
Muriansyah menambahkan mencegah kembali terjadinya serangan buaya terhadap manusia, BKSDA meningkatkan sosialisasi untuk memberi pemahaman kepada masyarakat terkait ancaman serangan buaya. Warga diminta lebih berhati-hati dan disarankan tidak beraktivitas di sungai saat hari gelap karena sangat rawan serangan buaya. [Red]
Discussion about this post