Kalteng Today – Sampit, – Tindak lanjut dari kejadian serangan buaya kepada warga di Desa Ganepo Kecamatan Kota Besi, 31 Desember 2020 sekitar pukul 09.00. Personil pos Sampit dengan di temani 1 anggota Manggala Agni Tri Askoko menuju Desa Ganepo.
Komandan BKSDA Pos Sampit Muriansyah menjelaskan, sebelum menuju Desa Ganepo, personil ke Desa Bagendang Hulu terlebih dahulu mengambil 1 set pancing Buaya yang terpasang di sana.
Setelah 1 set pancing buaya di ambil, perjalanan dilanjutkan menuju dusun Belanti. Setibanya di dusun Belanti, perjalanan ke Desa Ganepo dilanjutkan dengan menggunakan klotok. Jelasnya, Sabtu (2/1/2021).
Dalam perjalanan ke desa Ganepo, personil melihat 1 ekor Buaya Muara ( panjang sekitar 2,5 meter) yg sedang berjemur di tepi sungai Mentaya, perairan dusun Belanti, Desa Bengkuang Makmur, Kecamatan MB Ketapang.
Setiba di Desa Ganepo, personil bertemu Kades Ganepo Agus. Dirinya kemudian berdiskusi sebentar dan langsung menuju lokasi serangan buaya dan ditemani 2 orang warga desa. Perjalanan ke lokasi serangan dilanjutkan dengan 3 buah motor. Paparnya.
Lokasi serangan berada di dalam sungai Hambawang (anak sungai mentaya). Daerah tersebut merupakan lahan perkebunan milik warga.
Lokasi serangan buaya itu masuk sekitar 1 Km dari tepi sungai Mentaya. Di lokasi serangan, pihaknya bertemu denyhan 2 orang warga yang menyelamatkan anak yang di sambar Buaya bernama Gapur dan temannya.
Keterangan yang di dapat dari Gapur, korban yakni Adit (11) dan kawan-kawannya (5 orang), saat itu sedang berenang di sungai kecil Hambawang. Dari cerita mereka bahawa Kedalaman sungai saat itu 1 meter. Ucapnya.
Terdengar teriakan minta tolong, Gapur dan kawannya mendekat. Saat tiba di tepi sungai, korban/Adit sudah di mulut buaya. Gapur dan kawannya menceburkan diri ke sungai.
Pada saat itu, perebutan korban dari mulut Buaya berlangsung sekitar 15 menit (karena Buaya tidak mau melepaskan gigitan. Sempat terlepas, namun di gigit lagi.
Setelah berhasil merebut anak tersebut, Gapur membawa korban ke desa dan di obati. Warga kemudian sempat beramai-ramai mendatangi lokasi serangan untuk mencari Buaya.
Dengan mengunakan jaring, pukut dan alat seadanya, pihak warga mencari keberadaan buaya, namun buaya tidak ditemukan.
Setelah mendengar kronologis serangan dari Gapur, personil melakukan pemantauan lokasi serangan.
Kemudian BSKDA Pos Sampit melanjutkan untuk memasang 1 set pancing Buaya di lokasi yang di anggap cocok untuk memancing buaya yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi serangan.
Setelah memasang pancing Buaya, personil kembali ke desa dan langsung mengunjungi korban dan memberikan bantuan biaya berobat. “Luka hampir di sekujur kaki kanan dan selangkangan,”ucapnya.
Personil memberikan pengarahan dan himbauan pada warga yang ada di tempat tersebut. Saat akan kembali ke Sampit, personil mengecek kondisi 3 plang himbauan yang ada di dusun belanti dan desa Ganepo. Kondisi plang sudah rusak.
Baca Juga :
Demi Tangkap Buaya Peneror Warga, Petugas Pasang Alat Pancing di Sungai
Berniat Mancing Ikan di Sungai, Warga Kotim Ini Malah Dapat Buaya
Pancing yg terpasang di bagendang hulu kenapa di ambil. Karena dari keterangan warga, setelah kami pasang pancing tersebut, yakni pada 24 desember 2020 lalu, buaya tidak pernah terlihat lagi di sekitar perairan desa.
Dirinya berharap agar apa yang disampaikan kepada warga menjadi perhatian tentunya. Mengingat kondisinya, buaya tidak akan henti memangsa apalagi manusia. Mengingat banyak kerusakan alam yang sangat mempengaruhi keganasan buaya. Tak kenal siapa saja, manusia pun bisa dimakan oleh binatang buasa tersebut. Tandasnya. [Red]
Discussion about this post