kaltengtoday.com, Palangka Raya – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H. Edy Pratowo mengingatkan, meski menurun, namun tingkat inflasi di provinsi setempat masih tinggi. Sehingga berbagai upaya masih harus terus masif dan intensif dilakukan.
“Kita bersyukur inflasi kita menurun secara nasional, dari posisi dua ke posisi empat, namun angkanya masih tetap tinggi,” kata Edy Pratowo, usai mengikuti rapat koordinasi (rakor) pengendalian inflasi di daerah bersama Mendagri RI Tito Karnavian, secara virtual dari Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng, Senin (7/11/2022).
Baca Juga : Legislator Apresiasi Penanggulangan Inflasi di Barsel
Wagub menjelaskan, Kota Sampit dan Kota Palangka Raya yang sebelumnya menjadi penyebab inflasi tinggi di Kalteng, kini sudah mengalami deflasi.
“Tetapi kita terus lakukan intervensi melalui pasar penyeimbang dan juga langkah-langkah yang sudah disepakati bersama antara Gubernur dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID),” bebernya.
Ia meminta agar pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota jangan lalai, terutama menghadapi natal dan tahun baru (nataru). “Kita harus mengantisipasi bulan November-Desember ini, jangan sampai harga barang-barang kembali naik. Kolaborasi dan koordinasi antarpemda, baik provinsi hingga kabupaten dan kota, harus terus terjaga,” tegasnya.
Sementara saat rakor, Mendagri Tito Karnavian mengatakan bahwa inflasi yang terjadi saat ini adalah permasalahan global yang juga berdampak kepada Indonesia.
Baca Juga : Tekan Inflasi, Pemkab Kotim Siapkan 60 Ribu Paket Bapok Untuk November
“Banyak negara-negara Eropa yang inflasinya terus naik, namun kabar baiknya di Indonesia inflasi kita turun secara nasional, dimana bulan September kemarin 5,95% (yoy) dan di bulan Oktober ini sebesar 5,71% (yoy),” ucapnya.
Tito juga menyebut, perekonomian Indonesia juga membaik di bulan Oktober ini. “Indonesia menduduki posisi ketujuh negara ekonomi terbesar di dunia,” jelasnya. [Red]
Discussion about this post