kaltengtoday.com, Lifestyle – Sejak tahun 2021, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuat keputusan untuk meniadakan ujian nasional (UN) dan ujian keseteraan.
Dalam menentukan kelulusan sekolah, Kemendikbud memilih ANBK atau Asesmen Nasional Berbasis Komputer. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan mutu Pendidikan berdasarkan input, proses, dan output pembelajaran di seluruh satuan Pendidikan di Indonesia.
Baca Juga :Â Â Masih Ada Sekolah di Bartim Terkendala Pelaksanaan ANBK
Tidak di negara lain, beberapa negara asing masih melakukan ujian akhir nasional untuk menentukan kelulusan sekolah. Berbagai macam cara dilakukan para siswa agar lulus ujian akhir. Salah satunya belajar dengan giat hingga mengikuti bimbingan belajar atau private singkat.
Budaya mencontek ternyata masih dilakukan banyak pelajar di berbagai negara. Ketakutan mendapat nilai jelek dan tidak lulus adalah alasan kuat mereka akhirnya melakukan hal illegal semacam itu.
Bukan hanya para siswa sekolah dasar hingga menengah, skill mencontek juga terus bertambah hingga mereka duduk di bangku kuliah.
Cara mencontek pun beragam, mulai dari menyimpan notes kecil di kolong meja, menulis materi pelajaran di lengan atau di kaki, atau jurus terakhir bertanya pada teman sebelah atau murid paling pintar di kelas.
Semakin ‘kreatif’ cara murid mencontek, semakin kreatif pula para tenaga pengajar mencegah hal itu terjadi. Seperti yang terjadi di salah satu kampus di Filipina.
Salah satu dosen di Filipina meminta mahasiswanya untuk membawa Topi masing-masing yang bisa menutup pandangan kiri kanan, agar tidak mencontek teman sebelahnya.
Baca Juga :Â Â Tinjau Calon Lokasi Universitas Barito Raya, Gubernur: 2023, Depan Peletakan Batu Pertama
Mary Joy Mandane, adalah dosen di Bicon University College of Engineering Legazpi City, Filipina. Ia membuat peraturan baru untuk para mahasiswanya yang hendak mengikuti ujian dengan syarat membawa topi anti contek.
Discussion about this post