Kalteng Today – Sampit, – Pembenahan Gerbang Sahati yang dibangun era pemerintahan Bupati Kotim periode 2010-2021 H Supian Hadi ternyata mendapat respon dari masyarakat Kotim. Bukan masalah biaya perenovasian, akan tetapi lebih kepada nama pintu gerbang yang masuk Kota Sampit ini.
Salah satunya datang dari Tokoh Masyarakat Kotim, M Zais Kurdi. Dirinya mengharapkan dan meminta agar pemerintah daerah bisa memasukan identitas daerah. Misalnya saja di atas gerbang mestinya burung tingang yang merupakan simbol Suku Dayak. “Nama juga bisa dirubah atau diganti dengan nama Gerbang Habaring Hurung,”jelasnya, Rabu (1/9).
Buatkan juga di pintu gerbang itu lengkap dengan Balang, Telawang, Lunju, Mandau, langgei dan Duhung dan lainnya. “Jadi saya rasa perlu menjadi perhatian pemerintah daerah. Terlebih lagi anggaran itu kan dari rakyat, jadi kami sebagai rakyat meminta agar namanya diganti saja,”pintanya.
Meski nilai anggaran dalam peremajaan atau pembenahan kisaran angka 600 juta lebih, namun hal ini lebih kepada identitas Kota Sampit. “Saya berharap dan mengusulkan ke Bupati Kotim H Halikinnor dengan nama Gerbang Habaring Hurung,”harapnya.
Bahkan, dirinya mewakili masyarakat akan pemberian nama untuk gerbang masuk ke Kota Sampit ini. Jangan sampai kesannya tidak etis nantinya. Tutupnya.
Baca Juga : Â Pemasukan Pembiayaan Pembangunan dari PT. Bank Kalteng di Apresiasi DPRD Kotim
Dari pantauan Kaltengtoday, perenovasian akan dilakukan selama 3 pekan ke depan. Bahkan, arus lalu lintas sudah mulai dialihkan dari Jalan Tjilik Riwut Km 3,5 tepatnya di dekat Stadion 29 November Sampit. [Red]
Discussion about this post