Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Pertumbuhan jumlah warga negara Indonesia saat ini, menurut Anggota DPD RI, Agustin Teras Narang sangat luar biasa, pihaknya memperkirakan pada 2030 “meledak” angkanya pada tahun 2045 penduduk akan mencapai sekitar 400 juta jiwa.
“Ini membutuhkan banyak hal untuk bisa dihidupi, termasuk lewat optimalisasi penggunaan lahan yang tentu akan berdampak pada lingkungan. Ini belum bicara soal pola konsumsi yang juga berimbas pada tingginya produksi sampah yang berdampak pada lingkungan,” katanya kepada awak media melalui pesan WhatsApp, Jumat (23/2).
Baca Juga :Â Teras Narang Kunjungi Barut dan Berdiskusi Tentang Peningkatan SDM
Lalu, menurutnya Indonesia tengah gencar-gencarnya mengundang investasi besar yang juga akan berdampak terhadap kebutuhan lahan.
“Ketiga, berikutnya adanya pandemi yang membuat banyak masyarakat mengalami kondisi kesulitan dengan lapangan kerja yang terbatas, sehingga menimbulkan problem sosial,” ucapnya.
Teras menyampaikan, uraikan tersebut diungkapkan dalam Peluncuran dan Diskusi Video Edukasi Peran Gereja dalam Menghadapi Perubahan Iklim, Rabu (21/2/2024) yang juga digelar secara virtual.
“Acara ini digelar oleh Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2024,” tuturnya.
Dari tiga situasi tersebut, diterangkannya melihat kondisi lingkungan hidup atau ekologis yang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja.
Baca Juga :Hera Dikukuhkan Menjadi Bunda Literasi Kota
“Tak hanya dari soal penggunaan lahan yang berujung pada deforestasi, namun juga dampak aktivitas kita pada peningkatan produksi sampah. Artinya, sungguh kita membutuhkan penanganan yang luar biasa untuk mengatasinya,” ungkapnya.
Ditekankannya, semua mesti terlibat dalam upaya memperbaiki kondisi ekologis. Perbaikan yang ini semua mesti dimulai dari diri sendiri. Lalu menjadi gerakan TSM atau Terstruktur, Sistematis, dan Masif.
“Gerakan yang mendorong kita untuk mendukung perbaikan lingkungan. Inilah peran kita bersama sebagai bangsa, termasuk bagi umat Kristen sebagai bagian dari gereja. Saya harapkan bagi kita ada satu komitmen dan kebersamaan dalam penyadartahuan pada jemaat masalah ekologis ini adalah tantangan kita bersama. Bukan hanya untuk era kita saat ini, tapi juga masa yang akan datang,” jelasnya.
Ia menambahkan, semua pihak mesti menjadi pelaku perubahan, bukan sekadar agen perubahan. Akan tetapi, bergerak bersama dari diri sendiri. Setidaknya dengan memulai kepedulian pada pengelolaan sampah di tempat dan lingkungan masing-masing, mengurangi penggunaan botol minum atau kantong belanja berulang menggunakan plastik.
Baca Juga :Â Literasi Keuangan: Pengabdian Kepada Masyarakat SDM Unggul
“Dari gerakan pribadi yang mungkin hanya titik kecil ini, kalau bersatu jadi gerakan akan menjadi titik besar yang berpengaruh pula. Apresiasi atas peran gereja dalam produksi video edukasi yang membantu jemaat untuk semakin peduli pada isu ekologi demi keutuhan ciptaan,” tuturnya.
“Selamat memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2024 dengan kesadaran untuk menjadi pengendali sampah dari lingkungan kita sendiri,” tukasnya.[Red]
Discussion about this post