Kaltengtoday.com, Sampit – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kotawaringin Timur (Kotim) mencatat pada 2022 lalu, peristiwa kebakaran bangunan mencapai 30 kasus. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan pada 2021 yang lalu yakni 47 kasus.
Kepala DPKP Kotim Hawianan mengungkapkan, dari seluruh bangunan yang terbakar itu hampir diduga akibat arus listrik atau korsleting listrik.
Baca juga : Tim Rescue DKPP Evakuasi Sarang Tawon Vespa di Rumah Warga
“Penurunan kasus ini tentu salah satu penyebabnya yakni gencarnya sosialisasi yang dilakukan DPKP Kotim kepada masyarakat. Baik itu melalui pemberitaan, media sosial sampai kepada spanduk dan juga baliho yang kita gunakan,” katanya, Rabu (11/1/2023). .
Menurut Hawianan, untuk faktor kelalaian manusia, pada 2022 lalu hanya 3 kasus dan berkurang dari 2021 yang angkanya mencapai 20 kasus lantaran kelalaian manusia.
Baca juga : DKPP Seruyan Diminta Bantu Petani Dalam Mengolah Lahan
Terkait itu semua, pihaknya juga sudah menggandeng pihak PLN untuk bersama-sama melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat setempat. “Apalagi di Kota Sampit ini permukiman warga begitu padat, untuk tingkat musibah kebakaran sangat tinggi sekali,” ujarnya.
Dirinya juga meminta masyarakat untuk mengecek atap rumah, jangan sampai atap rumah bocor dan mengenai jaringan listrik. Hal ini bisa menyebabkan arus pendek atau korsleting listrik nantinya.[Red]
Discussion about this post