Kalteng Today – Palangka Raya, – Universitas Palangka Raya atau UPR kini telah disibukan dengan agenda Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang dilakukan dengan sistem Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK), sebagai tahap yang harus dilalui oleh seorang calon mahasiswa dalam mengikuti proses perkuliahan.
Menurut Rektor UPR, Dr. Andrie Elia Embang, SE, M.Si menegaskan, pihaknya telah menegaskan sejak awal kepada panitia dalam teknis pelaksanaan UTBK tersebut harus mengutamakan protokol kesehatan, demi menjaga kenyamanan bersama, dan hal ini merupakan komitmen sejak awal.
“Kami melaksanakan UTBK tentunya menerapkan protokol kesehatan, guna mencegah penularan Virus Corona. Contohnya yang mana seharusnya dalam satu ruangan dapat diisi sampai dengan 40 orang, kini hanya dibatasi menjadi 30,” jelasnya.
Selain membatasi jumlah peserta didalam ruangan, panitia juga diwajibkan untuk memeriksa suhu tubuh dari setiap peserta. Dan apa bila ada peserta ada yang memiliki suhu tubuh yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetap, maka akan diminta untuk mengikuti test pada tahap selanjutnya.
Lebih lanjut, dirinya menambakan bahwa pengetatan juga tidak hanya dilakukan kepada pada peserta, namun juga dilakukan kepada 123 orang panitia lapangan. Sehingga benar – benar dapat dipastikan, kegiatan UTBK tersebut dapat berjalan lancar, aman dan memuaskan.
“Peserta UTBK ini bejumlah sekitar 1.700 dan kemudian bagi para peserta yang masih belum lulus atau gagal atau belum sempat mengikuti tahapan UTBK, kami juga membuka penerimaan melalui jalur mandiri atau melalui mekanisme Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMMPTN) yang akan dibuka, mulai tanggal 10 Juli 2020 mendatang,” imbuhnya.
Baca Juga: 3.747 Peserta Ikuti Ujian Tertulis Berbasis Komputer di UPR
Dilain pihak, menurut salah seorang calon mahasiswa, Normina yang mengaku mengambil jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian tersebut mengungkapkan sejak dinyatakan lulus dari tingkat SMA, dirinya sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti test tersebut, sehingga begitu berharap dapat mencapai standar dan diterima masuk di salah satu universitas terbesar di Indonesia tersebut.
“Saya berasal dari SMA 1 Katingan Hilir, dan untuk menghadapi tes ini, saya mempersiap diri dengan belajar dengan minimal satu jam sehari. Itu saya mulai dari dinyatakan lulus SN,” tukasnya. [Red]
Discussion about this post