Kalteng Today – Palangka Raya, – Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Akhmad Fauliansyah mengatakan, memasuki tahun ajaran baru 2021-2022, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas seharusnya sudah dapat dilakukan sejak Juli lalu. Namun dengan masuknya Kota Palangka Raya pada Level 4 penyebaran covid-19 serta Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pelaksanaan PTM Terbatas mengalami penundaan.
Padahal, sebelumnya pihaknya telah melakukan simulasi di sejumlah sekolah hingga menyiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan untuk dapat melaksanakan PTM Terbatas.
“Seharusnya kita mulai aktif itu sejak 12 Juli lalu. Tapi karena adanya keputusan dari pemerintah bahwa Kota Palangka Raya masuk di level 4. Akhirnya kita menunda kembali PTM Terbatas,” katanya, Kamis (19/8/2021).
Lebih lanjut dijelaskan, dengan telah adanya pernyataan dari Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), yang mengatakan jika PPKM di Kalteng telah berakhir pada 17 Agustus lalu. Namun hal tersebut tidak dapat menjadi acuan pihaknya untuk melaksanakan PTM Terbatas.
“Karena kan Gubernur juga menyampaikan, jika keputusan penerapan PPKM dikembalikan ke masing-masing kepala daerah. Jadi saat ini kami menunggu adanya arahan dari Pak Wali Kota beserta tim satgas nya,” ucapnya.
Untuk itu pihaknya kembali menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada tahun ajaran baru ini. Meskipun dalam pelaksanaannya dipenuhi dengan berbagai keterbatasan dan kendala. Salah satunya terkait dengan keterbatasan sinyal.
“Memang tidak bisa dipungkiri jika di Kota Palangka Raya ini masih ada wilayah yang tidak ada sinyal. Jangan kan di wilayah pinggiran, di tengah kota saja kadang-kadang sinyal itu bisa saja hilang,” terangnya.
Namun, lanjut Akhmad Fauliansyah, dirinya tidak memungkiri jika PJJ ini juga memberikan dampak yang positif bagi sejumlah guru yang dulunya kurang memahami dunia teknologi, kini dapat lebih menguasai teknologi yang kini perkembangannya kian pesat.
“Banyak guru yang dulunya itu gaptek atau gagal teknologi, itu sekarang sudah mulai mahir dalam mengikuti perkembangan teknologi. Jadi kondisi seperti ini kita selalu mengambil sisi positifnya saja. Namun yang jelas kami sangat mengharapkan PTM Terbatas bisa dilakukan,” ujarnya.
Ketika ditanya terkait program vaksinasi untuk para siswa, dirinya mengaku jika pihaknya belum menerima adanya informasi, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pasalnya, kebijakan tersebut menjadi kewenangan dari dinas kesehatan.
“Memang pada saat ulang tahun Kota Palangka Raya kemarin, dari BIN Kalteng ada melakukan vaksinasi bagi pelajar, yakni untuk siswa SMP Negeri 3 sebanyak 50 orang dan siswa SMA Negeri 1 sebanyak 150 orang. Tapi sampai saat ini belum ada kebijakan lebih lanjut terkait hal itu,” lanjutnya.
Bahkan hingga saat ini, pihaknya juga belum menerima laporan dari pihak sekolah, terkait adanya bantuan paket data untuk para siswa dalam melaksanakan PJJ. Bantuan paket data yang pernah diberikan, hanya pada September 2020 lalu.
Baca Juga :Â Pelaksanaan Sekolah Tatap Muka Harus Didasari Fakta Secara Objektif
“Kemarin itu informasi dari pemerintah pusat akan ada bantuan itu, tapi sampai saat ini saya belum ada menerima informasi. Karena bantuan itu disalurkan dari kementerian langsung ke masing-masing sekolah. Jadi saya tidak menerima rekapan data dari pemerintah pusat,” imbuhnya.
Kendati demikian, dirinya berharap wabah corona ini dapat segera mereda, sehingga PTM Terbatas dapat dilaksanakan dan para siswa bisa mendapatkan pembelajaran yang maksimal.
“Kalau PJJ ini kan memang tidak seindah kalau tatap muka. Karena ada sentuhan-sentuhan yang berbeda jika kita melaksanakan pembelajaran itu secara langsung. Saya harap pandemi ini segera berakhir,” pungkasnya.[Red]
Discussion about this post