Kaltengtoday.com – Tamiang Layang – Ketika menyebut areal persawahan padi di Kabupaten Barito Timur, pandangan orang secara umum pasti langsung mengarah ke Kecamatan Dusun Tengah, Kecamatan Pematang Karau dan Kecamatan Paku
Ketiga kecamatan ini sudah dari dulu dikenal sebagai tiga zona sentra produksi padi andalan Bartim. Di mana dalam setahun, mampu mencetak hingga dua – tiga kali panen dengan kuantitas dan kualitas yang bisa diandalkan sebagai pemenuh kuota pangan alias lumbung padi daerah.
Baca juga :Â Sejumlah Sekolah Menengah di Bartim Laksanakan Pesantren Kilat
Namun meski tak mempunyai areal persawahan basah, apalagi sebanyak ketiga ‘saudara ‘ se kabupaten nya, Kecamatan Patangkep Tutui rupanya mulai menggeliat dengan beberapa kali panen dalam skala lumayan besar.
Seperti yang belum lama ini didatangi Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas SE MM bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab Bartim, Badan Pusat Statistik Kab Bartim dan lain-lain. Yaitu di Desa Ramania.
Desa Ramania sendiri, memang sudah menunjukkan kegigihannya menggali potensi pertanian sejak dulu. Di belakang desa yang dibelah jalan penghubung antar desa, terdapat areal-areal persawahan warga.
Baca juga :Â PR Baru Soal PPPK Buat Pemkab Bartim
“Kami di sini memakai sistem Ubinan. Jadi hasilnya nanti per ubin. Ubin sama, dapat berapa ton, ubin sini, berapa ton, begitu. Kalau ditotal dalam sekali panen, ..yaaa bisa dibilang lumayan. Mampu mencapai 5 ton lebih,” tutur salah seorang warga Ramania, Ahmadi, dalam percakapan lewat telepon tadi (Minggu, 15/ 4).
Adapun ketersediaan air persawahan warga, tak perlu dikhawatirkan lantaran areal persawahan dekat sekali dengan jalur sungai. Mungkin bisa dikatakan “11-12” dengan Kecamatan Patangkep Tutui.
Berbeda dengan Dusun Tengah dan Paku yang teraliri air dari sumber waduk terdekat. [Red]
Discussion about this post