kaltengtoday.com, Palangka Raya – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jendral (Dirjen) Perkebunan, Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), serta Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerjasama dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) para petani sawit.
Menurut Plt Direktur AKPY, Idum Satia Santi., SP., MP., upaya ini dilakukan pihaknya sesuai dengan program yang di canangkan oleh Dirjen Perkebunan, dengan pendanaan BPDPKS, yang kemudian AKPY mengemban amanah untuk memberikan pelatihan mengenai pengembangan SDM
Peningkatan SDM petani sawit tersebut diupayakan pihaknya dengan melaksanakan Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit melalui pelatihan dan melibatkan sedikitnya 90 orang peserta yang berasal dari Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng) bertempat di Hotel Bahalap, Kota Palangka Raya, Jumat (23/6).
Baca Juga : Â Dongkrak Kesejahteraan Koperasi Melalui Berikan Pelatihan Manajerial
Lalu, para peserta di bagi sesuai pelatihan yang diikuti, seperti Teknis Budidaya Kelapa Sawit, Panen dan Pasca Panen, serta Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit.
“Semua pelatihan yang di berikan ini saling berkaitan dan harapannya ini akan memberikan pengetahuan bagi para petani, baik dalam hal teknis budidaya, maupun sampai panen dan juga bagaimana menyiapkan sarana dan prasarana untuk menaikan seluruh produktifitasnya,” ungkapnya.
Ia menuturkan, acara tersebut diselenggarakan dimulai sejak tanggal 22 hingga 26 Juni 2023. Dimana, sejak tanggal 22 sampai 25 peserta belajar didalam ruangan, dengan diberikan berbagai materi oleh para narasumber ataupun praktisi.
“Ditanggal 26 Juni 2023 nanti akan dilakukan studi banding ke perusahaan sawit PT Bumi Tama Gunajaya Agro (BGA),” ujarnya.
Dilain pihak, Staf Ahli Bupati Pulang Pisau Bidang Ekonomi dan Keuangan, Reliasi mewakili Bupati Pulang Pisau Pudjirustay Narang sebelum membuka kegiatan kegiatan tersebut cukup mengakui jika para petani sawit di wilayah tersebut masih belum dibekali dengan keilmuan yang cukup dan sering kali teknik penerapan budidaya hanya sebatas apa yang pernah di lihat.
“Artinya, pengetahuan itu didapatkan karena pengalaman di lapangan saja atau hasil dari pendidikan sendiri. Tetapi, saya kasih masukan ke para petani agar dapat mencari pengetahuan ini, selain dari pelatihan seperti sekarang, namun juga dari media sosial,” terangnya.
Baca Juga : Â Personel Basarnas Palangka Raya Diberikan Pelatihan SAR Beregu di Perairan
Dengan adanya pelatihan tersebut, pihaknya sangat menyambut baik dan diharapkan pihaknya agar tidak hanya membantu para petani sawit terkait persoalan yang ada di daerahnya, akan tetapi lebih dapat bersaing dengan daerah lainnya di Indonesia, khususnya para perusahaan besar swasta.
“Kalau para petani kita sudah dapat bekal yang baik dari para fasilitator, khususnya tentang menanam, merawat, hingga memanen, biasanya masalah muncul di penjualan, karena harga bisa saja turun dan merugikan para petani sawit,” terangnya.
Dir. Perlindungan Tanaman Ditjen Bun, Hendratmojo Bagus Hudoro menambahkan ada banyak tantangan para petani sawit, seperti dampak perubahan iklim sepeti El nino yang prediksi terjadi di Bulan Juni, Juli, Agustus, hingga September 2023 ini.
“Perubahan iklim ini juga harus kita waspadai, karena kita sangat tau bahwa sawit ini sangat bergantung pada kebutuhan air yang tinggi. Selain itu, potensi terjadinya kebakaran lahan turut mengancam para petani sawit, maka sebelumnya harus diantisipasi,” tutupnya.[Red]
Discussion about this post