kaltengtoday.com, Sampit – Anggota Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur, Handoyo J Wibowo mengungkap salah satu penyebab kerusakan jalan di daerah dalam perkotaan yakni truk yang melintas melebihi muatan ketahanan jalan yang telah ditetapkan 8 ton.
“Bagaimana jalan yang sudah diperbaiki pemerintah bisa dipelihara dan dijaga kalau saja truk muatan yang melintas setiap harinya melebihi sumbu muatan 8 Ton, itu terjadi jalan di dikawasan S Parman, Pasar Sejumput, Kenan Sandan, Kapten Mulyono dan HM Arsyad,” kata Handoyo, Rabu 11 Mei 2022.
Baca Juga : Rekomendasi Pemberhentian Jabatan Oleh DPRD Kotim, Ini Tanggapan Diana Setiawan
Handoyo tidak menampik bahwa kerusakan jalan salah satunya, akibat dari lemahnya pengawasan pemerintah daerah sendiri, selain itu juga beban kendaraan yang keluar masuk juga melebihi kapasitas.
“Seharusnya sejak lama pemerintah daerah bisa bersikap tegas mengenai kerusakan jalan ini, seperti halnya di Jalan S Parman akses menuju pelabuhan, padahal itu adalah jalan permukiman dalam kota, benar saja dibiarkan cepat rusak,” katanya, Selasa, 10 Mei 2022.
Handoyo menyarankan kerusakan jalan bisa ditekan apabila ada ketegasan dari pemerintah daerah sendiri, jika truk melintas tidak boleh lebih dari 8 ton kalau mau jangan fuso masuk bongkar di dermaga.
Menurut Handoyo, pemerintah mestinya menyurati pihak pengelola pelabuhan itu untuk segera merelokasi dari daerah itu. Tidak mungkin selama 5 -10 tahun kedepan, tetap beroperasi ditengah kota.
“Apalagi rencana pemindahan ini sudah dimulai sejak era Pemerintahan Supian Hadi lalu. Sudah saatnya pelabuhan itu di pindah ke daerah Bagendang. Ini akses dalam kota jadi cepat rusak, ketika pelabuhan dibiarkan ada di situ,” tegas Handoyo.
Baca Juga : Usai Libur Panjang, DPRD Kotim Gelar Dua Agenda Rapat Paripurna Sekaligus
Di tengah kondisi keuangan daerah ini, bahkan sampai tahun 2022 kata Handoyo, akan fokus kepada kegiatan lain seperti pembangunan dan peningkatan jalan dan gang di pemukiman
“Sekarang kondisinya sudah bergelombang sejumlah jalan pasca diperbaiki akhir tahun 2021 lalu, saya perkirakan akhir tahun ini akan rusak. Tidak bisa lagi ditambal sulam,” Demikian Handoyo. [Red]
Discussion about this post