Kalteng Today – Kuala Pembuang, – Usaha pertanian pisang kepok di Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan, salah satunya di Desa Bangun Harja, saat ini kembali menggeliat pasca tanaman pisang milik petani beberapa waktu lalu sempat terserang jenis bakteri.
Wagiman (43), seorang petani pisang kepok Desa Bangun Harja, mengatakan, saat ini warganya desanya sudah banyak yang kembali menekuni aktivitas pertanian pisang kepok. Hal ini seiring dengan semakin membaiknya kondisi tanaman kebun pisang milik petani.
“Dulu kebun pisang petani disini sempat terserang jenis bakteri yang menyebabkan buah pisang menjadi rusak, sehingga tak bisa di panen. Akibatnya, dulu banyak petani yang mengalami kerugian karena tak bisa panen,” kata Wagiman, saat dibincangi di desanya, Jum’at (3/7/2020).
Wagiman melanjutkan, saat ini untuk harga jual pisang ke tingkat pengepul mengalami penurunan harga dari Rp5.000 per kilo menjadi Rp3.500 per kilogramnya.
“Pisang yang di panen oleh petani di desa ini, oleh pengepul selanjutnya dikirim ke Palangkaraya hingga ke Banjarmasin,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, sebelum kondisi tanaman pisang membaik atau masih terserang jenis bakteri pada buah pisang, warga desa banyak yang menanam ubi jalar sebagai alternatif pilihan pekerjaan pengganti.
“Sekarang kita juga turut senang kondisi tanaman pisang sudah mulai membaik dan bisa dipanen oleh petani,” ungkapnya.
Baca Juga:Â Tunggu Pandemi Berakhir, Kolam Renang Di Bangun Harja Baru Beroperasi
Seperti diketahui, Desa Bangun Harja merupakan salah satu desa penghasil pisang kepok terbesar di Kalimantan Tengah. Mayoritas warga desa itu berprofesi sebagai petani, sehingga banyak diantara mereka yang menekuni usaha pertanian pisang tersebut. [Red]
Discussion about this post