kaltengtoday.com, Palangka Raya – Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko meminta mahasiswa untuk lebih banyak belajar memahami berbagai tantangan bangsa di masa yang akan datang.
Hal itu disampaikan Moeldoko di depan 1000 peserta program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan ke – X dan KKN Bersama Tahun 2022 di Stadion Mini Universitas Palangka Raya (UPR), Jumat (19/8).
“Kalau kalian tidak tahu bagaimana mengelola tantangan masa depan, maka kalian akan kesulitan dalam mengelola negara yang begini besar,” ucapnya.
Mantan Panglima TNI ini menjelaskan, hal yang pertama yang harus diketahui yakni tentang potensi krisis global yang sampai saat ini telah melanda berbagai negara.
Baca Juga : Â KKN Kebangsaan, Moeldoko Pastikan Diri ke Palangka Raya
“Pertama yakni tentang krisis keuangan global, dimana kita beruntung sebab tingkat dari laju inflasi Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain yakni sebesar 4,9%,” bebernya.
Lebih lanjut terkait krisis pangan, pihaknya juga mengungkapkan saat ini index harga pangan di Bulan Juli 2022 sebesar 140,9 poin atau turun 13,3 poin (8,6%) dari Bulan Juni sebelumnya.
Selain itu, terkait dengan krisis energi, index harga energi saat ini mengalami kenaikan di angka 75,51%, yang dimana harga minyak mentah dunia mencapai USD 93,65 per barelnya. “Kondisi ketiga tersebut tidak akan pernah berhenti dan sekarang melanda bangsa kita, bahkan Tahun 2008 juga melanda kita, dan bisa saja seterusnya. Dan pada saat kalian memimpin, situasi ini bisa saja situasi ini tidak jauh berbeda,” ungkapnya.
Moeldoko juga menuturkan, masyarakat patut bersyukur, sebab saat ini Indonesia memasuki musim yang sangat baik, karena hampir setiap hari terjadi hujan yang berpengaruh pada perkembangan pangan nasional.
“Dimana kita berhasil melakukan swasembada pangan. Dan ini dimulai sejak Tahun 2018 dan sampai dengan saat ini kita tidak pernah impor. Maknanya kita sudah swasembada pangan,” tegasnya.
Baca Juga : Â Ratusan Pesepeda Nasional Ikuti Cycle For All di Palangka Raya
Kemudian, alasan yang kedua menurut pihaknya yakni berkaitan dengan kenaikan energi. Sebab, ia kembali menekankan kenaikan energi tersebut dapat mempengaruhi pangan dapat dikonversi menjadi energi.
“Sehingga pangan itu tersendat keluar dari negara. Dan alasan yang ketiga adalah kebutuhan domestik sebuah negara yang saat ini sudah terjadi seperti di Ukraina ataupun Rusia yang tidak melaksanakan ekspor gandum, yang mengakibatkan harga Gandum dunia mengalami gejolak yang luar biasa,” kata Moeldoko. [Red]
Discussion about this post