Kaltengtoday.com -Tamiang Layang – Profesionalism is high price. Profesionalisme itu mahal harganya. Ungkapan orang barat ini tentu tidak salah. Orang yang berusaha, maupun telah berada di kelas profesional tentu tidak setara dengan mereka yang bermental atau berkelas amatiran.
Namun demikian, sinyalamen tersebut kerapkali tidak sinkron dengan adanya finansial memadai. Apalagi di daerah. Permintaan agar penampilan spektakuler, sering tidak diimbangi oleh budget yang pas, bahkan minim.
Baca juga :Â Polsubsektor Paku Diresmikan, Bentuk Komitmen Polres Bartim Mendekatkan Pelayanan Kepada Masyarakat
Untungnya, para musisi baik solo maupun band, serta entertainment dari bidang lain di Barito Timur, ringan hati bersatu padu menyukseskan acara panggung hiburan Bartim Expo 2022.
Tak peduli satu komunitas atau tidak, tak peduli musisi atau penampil baru atau yang sudah profesional, semua seolah bahu membahu membuat acara hiburan yang digelar tiap hari bisa berkesan di hati masyarakat luas
“Kita tergerak secara solidaritas. Kalau cari uang ya di panggung pengantenan atau acara yang memang dibayar. Di sini kita bahu membahu, meramaikan saja,” ujar Joni Setiawan, gitaris ZL Band dan NJ Band.
Lelaki yang juga berprofesi sebagai guru berstatus ASN itu, mengaku tak berhitung dengan berapa nilai uang dalam bentuk alat yang ia sediakan di momen-momen hiburan komunitasnya. Yang penting, ia senang bisa membantu meramaikan.
Sepakat dengan Joni, Lurikto, salah seorang vokalis senior, menyatakan bahwa dirinya tampil tidak berorientasi apa-apa. Bukan lantaran dirinya kebetulan seorang kepala dinas, tapi karena ia merasa bahwa di sini dia punya tanggungjawab moral.
“TanggunJawab moralnya apa? Memotivasi musisi muda, supaya semangat berkreasi mereka terus terbina. Melihat kita yang sudah tua tapi bersemangat ini, harus jadi pemicu buat mereka,” ujar pria nomor satu di Dinas Lingkungan Hidup, yang malam itu berpenampilan ala rocker, lengkap dengan jaket kulit dan rambut palsu (wig)nya.
Baca juga :Â Rencana Gubernur Bangun Universitas dan RS di Bartim Diapresiasi Bupati Ampera Mebas
Namun gegap gempita panggung, seringkali memang bertolak belakang dengan kehidupan para senimannya. Beberapa penghibur baik dari musik maupun unsur lain, ada yang sampai mengesampingkan pekerjaan pokoknya yang seharusnya bisa memberikan uang. Seperti menyadap karet, karena merasa perlu latihan secara maksimal demi tampil.
Malahan, ada yang sampai harus menjual barangnya untuk sekadar bisa latihan dan sekadar ongkos bensin serta makan. Tapi semua kepulauan ini, seketika jadi lenyap begitu berada di atas panggung. Apalagi jika penonton dengan penuh antusias, merespon penampilan mereka. [Red]
Discussion about this post