kaltengtoday.com, – Lintas Nusantara, -Tahap penetapan dari pembangunan Ibu kota Negara Baru (IKN) Indonesia di Kalimantan Timur kembali masuk babak baru. Setelah sebelumnya menetapkan dan mengumumkan desain bangunan final dari Istana Negara, kali ini kemajuan diperoleh dengan penetapan nama resmi IKN, yakni Nusantara.
Bukan istilah asing, Nusantara sendiri sebelumnya memang biasa dipakai untuk menggambarkan kondisi atau dikenal sebagai nama lain dari negara Indonesia, hal itu juga yang disebut jadi alasan kata Nusantara dipilih sebagai nama IKN baru.
Menurut pemberitaan yang beredar, diketahui kalau sebelum memilih nama Nusantara sebenarnya ada sebanyak 80 calon nama lain yang menjadi pilihan, beberapa di antaranya yaitu Negara Jaya, Nusantara Jaya, Nusa Karya, Periwipura, Waanapura, Cakrawalapura, hingga Kertanegara.
Sedikit kilas balik ke pelajaran dasar yang didapat di bangku sekolah, kita semua pasti pernah memahami tentang makna dari kata Nusantara, berasal dari dua kata yakni Nusa dan Antara, Nusa bermakna pulau, sementara Antara bermakna luar atau seberang.
Secara umum, Nusantara memang lebih banyak disebut berasal dari istilah yang digunakan pada masa Kerajaan Majapabhit, lebih tepatnya istilah yang digunakan oleh Mahapatih Gajahmada.
Kata Nusantara sudah digunakan sejak era Majapahit di abad ke 13-15 yang dikenal sebagai penguasa adidaya pada masanya. Kekuasaan pada era Majapahit dibagi menjadi tiga dengan konsep Raja-Dewa yaitu:
- Negara agung, daerah di sekeliling ibu kota tempat raja memerintah atau wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
- Mancanegara, daerah-daerah di Pulau Jawa dan sekitar yang budayanya mirip dengan Negara Agung, tetapi sudah berada di daerah perbatasan.
- Nusantara yang berarti pulau lain di luar Jawa. Nusantara merupakan daerah di luar pengaruh budaya Jawa namun masih diklaim sebagai daerah taklukan
Lebih jelas, Nusantara dipahami sebagai kumpulan pulau yang terletak di luar Jawa seperti Kalimantan, Sulawesi, Semenanjung Malaya, hingga Filipina. Pada masa Majapahit yang berkuasa di daerah Tengah dan Jawa Timur, Nusantara diartikan sebagai daerah lain di luar kekuasaan kerajaan tersebut.
Menariknya, nama Nusantara ternyata pernah disarankan oleh Ki Hajar Dewantara di tahun 1920-an untuk mengganti nama Hindia Belanda, atau daerah pendudukan Belanda yang saat ini telah menjadi Republik Indonesia.
Menurut Ki Hajar Dewantara, nama Nusantara bisa digunakan karena tidak mengandung unsur bahasa asing. Kenyataannya walau batal menjadi nama resmi, sampai saat ini Nusantara sendiri sering dipakai sebagai sinonim untuk Negara Republik Indonesia.
Sisi menarik lainnya, selain nama Nusantara ternyata ada istilah serupa yang disebut sudah ada sebelum masa Kerajaan Majapahit, yakni Dwipantra yang disebutkan pada masa Kerajaan Singhasari oleh Raja Sri Maharaja Kertanagara di tahun 1275.
Baca juga :Â Raperda Dana Cadangan Pilkada Kalteng Akan Bantu Penatakelolaan Keuangan Keuangan Daerah
Istilah lengkapnya yaitu Cakrawala Mandala Dwipantara yang memiliki makna sama persis, karena dalam Bahasa Sansekerta, Dwipa merupakan sinonim dari kata pulau.
Baca juga :Â Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara Baru Akhirnya Punya Desain Final
Bagaimana komentar kalian tentang penggunaan nama Nusantara untuk Ibu Kota Negara Baru?[Red]
Discussion about this post