Jika kembali melakukan kilas balik pada tahun di mana Facebook pertama kali muncul, tepatnya di tahun 2004, jejaring sosial satu ini memang dapat dikatakan membawa perubahan besar dan cara baru dalam menghubungkan setiap orang yang berasal dari setiap titik tertentu antar negara.
Meski sebelumnya sudah ada media sosial serupa seperti Friendster atau sejenisnya, namun entah mengapa kesuksesan Facebook seakan sukses menghadirkan peradaban baru dalam dunia teknologi sampai akhirnya bisa mendominasi di industri media sosial sampai saat ini, salah satunya lewat pengakuisisian Instagram yang mereka kelola.
Lebih dari 15 tahun berselang, Mark rupanya memiliki ambisi untuk mengulang kesuksesan fenomenal serupa atau bahkan lebih besar dengan entah inovasi apa yang sedang disiapkan oleh perusahaannya, untuk menghadirkan terobosan baru di dunia teknologi khususnya ekosistem AR, VR, Kecerdasan Buatan (AI), dan IoT.
Sayangnya, visi besar Mark tersebut rupanya banyak mengundang reaksi pro dan kontra, bahkan lebih cenderung penuh ke arah kontroversi.
Bukan tanpa alasan, kita semua mungkin tahu kalau selama ini sejumlah jejaring sosial yang berada di bawah naungan Facebook dapat dikatakan ‘khatam’ terkena masalah pelanggaran privasi hingga kebocoran data pengguna.
Belum lagi permasalahan gangguan sistem atau yang selama ini lebih umum dikenal dengan situasi ‘down’ yang bukan hanya sekali dua kali terjadi secara global. Melihat permasalahan tersebut, banyak pengguna platform Mark dari berbagai negara termasuk salah satunya di Indonesia yang skeptis akan langkah perusahaan yang baru saja diambil.
Bisa diduga, banyak pengguna yang menilai bahwa Mark seharusnya lebih fokus untuk memperbaiki permasalahan internal di perusahaannya terutama yang berkaitan dengan keamanan data pengguna, dibanding membuat terobosan baru yang berpotensi mengekspos sisi data pribadi pengguna secara lebih luas di waktu yang akan datang.
Meski begitu, dalam kesempatan pengenalan yang sama, Mark rupanya mengatakan kalau ia menyadari segala risiko yang akan dihadirkan dan mengaku siap menghadapinya.
Baca juga : Warganet Indonesia Disebut Paling Gak Sopan Se-Asia Tenggara, Sad ☹
“Setiap bab membawa suara baru dan ide-ide baru, tetapi juga tantangan baru, risiko dan gangguan kepentingan yang sudah mapan, kita harus bekerja sama dari awal, untuk mewujudkan versi terbaik dari masa depan ini (metaverse),” pungkas Mark dengan yakin.
Baca juga :Â Fitur Baru Windows 11 Bikin Komputer Lebih Fresh
Kira-kira akankah inovasi baru dari Meta mampu melepas bayang-bayang masalah keamananan data yang selama ini menjerat Facebook?[Red]
Discussion about this post