kaltengtoday.com, Kuala Kurun – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) Untung J. Bangas mengharapkan agar masyarakat setempat bisa bersama-sama menjaga budaya dan kearifan lokal suku Dayak. Jangan sampai karena kemajuan informasi teknologi perkembangan budaya secara global kehilangan identitas.
“Kita mengharapkan dengan masyarakat Dayak mesti menjaga adanya kearifan lokal. Hal ini jangan sampai hilang oleh karena kemajuan Iptek dan perkembangan budaya secara global,” ucap Untung J Bangas, Jumat (9/9).
Kembali Untung menuturkan, dalam kearifan lokal suku Dayak adalah sebuah kekayaan di kehidupan budaya Bangsa Indonesia, terutama di Kabupaten Gumas. Kearifan lokal itu, yang sesungguhnya adalah sebuah budaya Dayak yang memberikan pesan moral agar anak cucu dalam menjaga kelestarian jangan sampai hilang.
Baca Juga : Lima Fraksi DPRD Gumas Setuju Membahas Rancangan APBD Perubahan 2022
Dalam budaya Dayak tidak saja diakui oleh dunia, lanjut dia, bahkan dalam status hukum Indonesia. Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.
“Suku Dayak sebagai pengetahuan berdasarkan pengalaman orang-orang yang diturunkan dari generasi ke generasi. Terkadang oleh mereka yang dianggap sebagai filosofi desa sebagai pedoman untuk kegiatan sehari-hari masyarakat di seperti di desa,” ungkapnya.
Baca Juga : Data Inflasi bisa Jadi Acuan dalam Merumuskan Kebijakan, Harap DPRD Gumas
Maka sejak dari dulu kearifan lokal, sambung dia, sudah menjadi turun-temurun dalam menjaga kelestarian hutan adat. Namun sekarang ini, mereka sudah tersisih, akibat adanya peraturan pemerintah dan banyak lahan tersebut yang dikuasai oleh para pengusaha perkebunan sawit.
“Dampaknya dimana-mana terjadinya banjir. Hal ini dikarenakan kelestarian hutan tidak terjaga lagi. Secara, tidak langsung tidak dapat berfungsi sebagai pengatur tata air dalam mencegah terjadinya erosi. Tentunya ini akibat penggundulan hutan dan pengubahan fungsi lahan,” pungkas dia. [Red]
Discussion about this post