Kalteng Today – Kuala Kurun, – Jajaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) pada Minggu lalu, melaksanakan kunjungan kerja (kunker) ke dua kabupaten di Provinsi tetangga yakni Kalimantan Selatan (Kalsel). Yang mana, tujuannya untuk studi banding atau menggali ilmu mengenai cara berternak sapi dan pengelolaan jagung hibrida yang sukses. Agar perternakan itu bisa dikembangkan lagi ke wilayah Kabupaten Gumas ini kedepannya.
Wakil Ketua II DPRD Gumas Neni Yuliani mengatakan, kunker tersebut upaya untuk memajukan daerah Kabupaten Gumas khususnya tatacara untuk pengelolaan ternak sapi dan mengelola jagung hibrida seperti di dua tempat yakni di Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Banjar.
“Kita kunker dari DPRD juga didampingi langsung dari Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan, untuk mengunjungi dua kabupaten supaya kita tau bagaimana cara pengembangan dua jenis komoditi itu untuk ketahanan pangan kita dimasa pandemi ini,” ucap Neni Yuliani, Senin (5/7).
Politisi dari partai berlambang bintang mercy ini berharap kedepan, semoga apa yang didapatkan tidak hanya menjadi pengalaman, namun bagaimana tata cara untuk belajar dari kabupaten yang sudah sukses dalam penanaman jagung hibrida dan pengelolaan peternakan sapi seperti di Kalsel ini dan dapat diimplementasikan di Kabupaten Gumas.
“Kita tau wilayah Kalsel ini, lebih luas wilayah kita Kalteng, apalagi kabupatennya lebih luas daerah kita, maka dari itu harusnya kita belajar dari mereka yg telah sukses, bagaimana cara mereka bisa sukses dalam beternak sapi dan sebagai petani jagung yang memang sumber kebutuhan masyarakat, selain itu juga, bagaimana agar kita mampu menggali potensi dan mengembangkan potensi yg ada” ujarnya.
Sedangkan menurut, srikandi DPRD Gumas dari daerah pemilihan (dapil) I meliputi tiga kecamatan seperti Kecamatan Kurun, Mihing Raya dan Sepang ini menambahkan, apalagi Kabupaten Gumas sudah ada program smart agro, dalam hal pengembangan jagung hibrida. Namun harus mengetahui tatacara pengelolaan tanah, cara pemupukan dan lainnya.
Baca Juga : DPRD Banjarbaru Belajar RPIK Ke DPRD Gunung Mas
“Walaupun ada program smart agro, yang ada. Akan tetapi kita juga harus tau seperti apa tatacara dan pengelolaan baik itu tingkat pengelolaan tanah hingga lama pemanenan serta pemasarannya ini yang perlu dilakukan. Maka harus ada studi banding untuk mengetahui cara-cara yang bisa sukses dalam hal pengembangan suatu program,” pungkasnya. [Red]
Discussion about this post