Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Bermunculannya pedagang kaki lima khusus kuliner, terutama di wilayah Ampah dan Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur, menjadi salah satu fenomena menarik. Jajanan yang ditawarkan pun menyajikan berbagai menu kekinian.
Berkompetisinya para pedagang kuliner kekinian ini, menggantikan genre pedagang lama yang masih bertahan dengan sajian konvensional. Kreativitas pedagang, akan memegang peranan penting, disamping cita rasa yang dijual.
Misalnya, harga kebab di restoran berkonsep franchise yang mencapai Rp20 ribu – Rp25 ribu, di kedai gerobak kekinian, bisa terpaut hampir setengahnya. Demikian juga dengan jenis yang agak “berat” seperti ayam geprek.
Baca Juga : Â Gulai hingga Kue Putu Masuk dalam Jajaran Kuliner Terenak di Dunia versi TasteAtlas 2022
Yang lebih menariknya lagi, ada kemasan mini dengan harga yang jauh berkompromi. Seperti martabak ataupun roti bakar, di mana selisihnya terpaut cukup jauh
“Bayangkan. Roti bakar gede atau regular, harganya diatas Rp10 ribu. Yang mini, cuma Rp2 ribu. Otomatis, ini juga menciptakan persaingan sengit di segmen pedagang yang menjual menu sama,” tutur Ny Tika, warga Kelurahan Ampah Kota, Sabtu (29/10/2022).
Di sisi lain, persaingan sengit dalam soal rasa dan harga, justru memanjakan konsumen dalam menentukan pilihan. Dan hal ini, dirasakan sekali oleh warga pendatang, yang bekerja di Kabupaten Bartim. Di mana kini, mereka tak perlu jauh-jauh lagi mencari jenis penganan yang dulu biasa mereka beli di kota besar
Baca Juga : Â Mencari Identitas Khas Lewat Kuliner Panas
“Mau sate, sekarang ada lagi. Mau roti Maryam, mau aneka burger, mau milkshake, mau apa lagi? Sekarang di Ampah atau Tamiang Layang sudah ada yang menjajakan. Harganya lebih murah, namun rasa tetap meriah. Kecuali sate ya? Karena harga bakunya, yaitu kambing, memang mahal,” tutur Bram, seorang pekerja tambang asal Kalimantan Timur, yang sudah setahun berdomisili di Kabupaten Barito Timur. [Red]
Discussion about this post