Kaltengtoday.com, Lifestyle – Pada dasarnya manusia akan selalu mencari jalan untuk hidup dalam kesenangan. Menghindari rasa sakit dan berusaha untuk keluar dari penderitaan secara naluriah.
Meski terkadang kesenangan yang dimaksud adalah semu, unreal, tidak nyata atau bahkan ada yang dipaksakan agar ‘terlihat senang’.
Naluri ini yang bahkan memaksa seseorang untuk terjebak dalam gaya hidup hedonis. Terlebih adanya beragam akitivitas yang terpapar setiap saat di media sosial, membuat banyak orang ingin terlihat bahagia.
Baca Juga : Slow Living! Tren Gaya Hidup Kekinian, Pelan Tapi Bukan Males-Malesan
Meski terlihat menyenangkan, berlomba-lomba dengan hidup penuh kemewahan, faktanya gaya hedonisme juga memiliki banyak dampak negatif.
Lalu apa itu gaya hidup Hedonisme?
Hedonisme berasal dari bahasa Yunani ‘hedone’ yang artinya kesenangan. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hedonisme adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup.
Dalam gaya hidup, hedonisme mengacu pada kebiasaan untuk memuaskan atau memenuhi keinginan serta kenikmatan sendiri. Bahkan tanpa memikirkan orang-orang di sekitarnya.
Bagaimana ciri-ciri gaya hidup hedonisme?
Berperilaku Konsumtif
Seseorang akan membelanjakan sesuatu hanya berdasarkan keinginan, untuk memuaskan hasrat. Bukan berdasarkan fungsi, manfaat atau sesuai kebutuhan. Bahkan ketika secara finansial tidak sanggup membelinya, seseorang yang hedon akan memaksakan diri untuk mencapai keinginannya. Dengan berhutang misalnya.
Suka bersenang-senang
Tujuan hidup penganut hedonisme adalah bersenang-senang. Menyenangkan diri sendiri apapun caranya. Seseorang yang tidak pernah berhenti untuk mencari hal atau berperilaku untuk terlihat bahagia. Nyaman dengan kenikmatan hidupnya sendiri.
Baca Juga : Saat Transaksi Cashless Jadi Bagian Gaya Hidup Kekinian
Egois
Tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, hanya mementingkan kebahagiaan sendiri adalah salah satu ciri seseorang yang memiliki jiwa hedonisme. Bahkan rela membuat orang lain menderita, asal dirinya sendiri bahagia.
Tidak pernah merasa puas
Meski sudah terlihat bergelimang kemewahan, seseorang yang terbiasa dengan gaya hidup hedon tidak akan pernah merasa cukup. Segala kesenangan yang ia rasakan selalu merasa kurang bahkan iri dengan kesenangan orang lain yang belum ia dapatkan.
Sombong
Seseorang yang kuat rasa hedonisme-nya akan cenderung mengabaikan perasaan empati, rendah hati dan peduli dengan lingkungan sekitar. Sifat ini bahkan kerap kali membelenggu dirinya untuk menjadi seorang yang pemilih, hanya berteman dengan orang yang ‘setara’, menilai orang berlandaskan penampilan dan harta. Selalu ingin terlihat mewah hingga mudah menganggap rendah orang lain.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memiliki gaya hidup hedon, di antaranya:
Faktor Lingkungan
Faktor luar yang paling berpengaruh dalam berperilaku atau membentuk gaya hidup seseorang adalah lingkungan. Baik pertemanan sekitar maupun media sosial. Rasa keinginan untuk sama dengan orang lain, berteman dengan orang-orang yang juga sering membelanjakan hartanya tanpa aturan, hingga rasa bersaing dengan lingkungan sekitar.
Baca Juga : Sering Stress? Coba Terapkan Metode Niksen, Gaya Hidup ‘Gak Ngapa-ngapain’ Ala Orang Belanda
Hal ini membuat seseorang kerap memaksa dirinya agar ‘bisa diterima’ dalam circle tersebut, hingga akhirnya terpengaruh untuk bergaya hedonisme.
Faktor Keluarga
Faktor lingkungan bisa dikendalikan jika didikan orangtua, kebiasaan keluarga dan bagaimana seseorang itu dibesarkan tidak mengarah pada gaya hidup bermewah-mewahan. Faktor keluarga berpengaruh besar pada bagaimana seseorang berperilaku dan bergaya hidup.
Jika sejak kecil semua keinginannya dikabulkan, maka hingga dewasa ia akan terbiasa hidup tanpa batasan.
Faktor Diri Sendiri
Sekuat apapun pengaruh lingkungan luar, bagaimana pun ia dimanjakan sejak kecil. Kontrol diri sendiri adalah hal paling utama yang menentukan bagaimana seseorang bergaya hidup. Apakah ia memilih untuk menahan diri atau memutuskan untuk mencari kebahagiaan dengan kemewahan adalah keputusan diri sendiri.
Kebiasaan gaya hidup hedonisme tergantung seseorang secara pribadi menjalani hidupnya. Faktor inilah penentu dan faktor terpenting bagaimana seseorang berperilaku.
Jadi, mau seperti apa gaya hidup yang kita lakukan tergantung bagaimana kita memutuskannya.[Red]
Discussion about this post