Kaltengtoday.com, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) akan berdampak eksponensial ke berbagai pihak, termasuk ke industri kecil dan menengah (IKM).
“Program P3DN tidak hanya berdampak pada industri besar karena di hilir banyak terdapat perusahaan berskala industri kecil dan menengah (IKM). Multiplier effect-nya bisa dirasakan oleh banyak pihak,” kata Andi Rizaldi
Baca Juga : Pemkab Gumas Adakan Sosialisasi IKM Jenjang SD dan SMP
Andi mengatakan, penerapan program P3DN juga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang sebelumnya sempat berkurang akibat dampak pandemi COVID-19 terhadap kondisi usaha, menjadi kembali mendekati 20 juta orang.
Ia juga menyebutkan, ada komitmen belanja produk dalam negeri senilai lebih dari Rp 1 triliun pada 2023. Angka tersebut hadir dalam pelaksanaan Business Matching Produk Dalam Negeri ke-5 yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Kementerian Pertahanan pada Maret 2023.
“Kegiatan Business Matching merupakan upaya pemerintah untuk menjembatani kepentingan antara pengusaha dengan pengguna anggaran,” ucapnya pula.
Pengadaan Produk Dalam Negeri (PDN) akan mendorong perusahaan industri untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada suatu produk, yang selanjutnya akan mendorong pendalaman struktur industri. Ini akan menarik investasi ke Indonesia, memperluas kesempatan kerja.
Sebagai Ketua Harian Tim Nasional P3DN, Kemenperin mengimbau setiap kementerian/lembaga untuk membentuk tim P3DN di instansi masing-masing.
Sedangkan Bagi pemangku kepentingan di sektor ini, Kemenperin mendorong sosialisasi dengan pemangku kepentingan masing-masing tentang kemungkinan menghasilkan produk lokal yang berdaya saing.
Kementerian Perindustrian juga telah menyediakan anggaran untuk sertifikasi TKDN yang saat ini menjadi prioritas utama bagi pelaku IKM. Pada saat yang sama, terapkan self-assessment saat memberikan sertifikat TKDN pada industri kecil.
“Hal ini karena P3DN telah menjadi isu global. Negara lain seperti Amerika Serikat juga mulai mewajibkan penggunaan produk dalam negerinya,” ujar Andi.
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Odo RM Manuhutu, Di saat yang sama, ia menjelaskan masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam rangka memperkuat program P3DN, seperti mendorong peningkatan kapasitas industri nasional secara lebih gencar.
Selain itu, investasi di bidang research & development (R&D) juga harus didorong bila ingin mencapai target PDB sebesar 4,5 triliun dolar AS pada tahun 2038.
Baca Juga : IKM di Palangka Raya Diberi Pelatihan Prakarya Berbahan Rotan
Oleh karena itu, agar program P3DN dapat berjalan dengan baik, Odo mengimbau masyarakat untuk mengutamakan membeli produk dalam negeri. Sementara itu, bagi produsen, khususnya industri skala besar, kegiatan R&D harus diprioritaskan untuk meningkatkan penghematan usaha.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Teknologi dan Informasi Merek Indonesia (AiTIMI) Danny Harjono mengapresiasi dukungan pemerintah terhadap produk lokal. Bahkan, program P3DN mampu meningkatkan penjualan laptop merek dalam negeri hingga 90%.
“Ke depan, industri juga mengharapkan pesanan yang konsisten dari pemerintah bagi merek Indonesia. Hal tersebut dapat mendorong tumbuhnya industri hulu,” tutup Danny. Red/Antara
Discussion about this post