Kaltengtoday.com, Kuala Kurun – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten setempat, menemui kasus tuberkulosis (TBC) selama periode lima tahun dari 2019 sampai 2024 tercatat mencapai 891 orang lebih kasus yang tersebar di wilayah ini.
Baca Juga : Dinkes dan IDAI Pulang Pisau Sosialisasi Penyakit TBC
“Di Gumas sendiri temuan kasus TBC bervariasi dari tahun ke tahun, tahun 2019 ditemukan kasus sebanyak 176 kasus, 2020 sebanyak 168 kasus, 2021 ada 129 kasus, 2022 ada 120 kasus, kembali 2023 ditemukan 184 kasus yang artinya ada kenaikan temuan kasus sebanyak 53 persen dari tahun sebelumnya dan di tahun 2024 per bulan Agustus sudah ditemukan 114 kasus,” ucap Sekretaris Dinkes Gumas Hengki Panto mewakili Kadisnya Arnold, Rabu (11/9/2024).
Jadi, katanya, bisa bayangkan bersama jika 1 kasus penderita TBC dalam setahunnya dapat menularkan ke 10 sampai 15 orang, dapat dipastikan akibat dan dampak dari penyakit ini bagi daerah setempat.
Maka perlu diketahui juga bahwa dari sekian kasus di Gumas untuk tingkat kesembuhan pasien sudah mencapai 96,7 persen yang pada dasarnya sudah melebihi target nasional yaitu 90 persen tentunya keberhasilan dalam pengobatan tersebut adalah banyaknya upaya yang sudah dilakukan.
“Termasuk dalam mengeluarkan beberapa kebijakan dan pemanfaatan dan pengembangan inovasi dalam pengawasan menelan obat bagi pasien TBC ini, sehingga perlu adanya payung hukum dilakukan oleh daerah kita maka diadakan FGD ini,” ujarnya.
Karena itu, dia mengajak semua untuk mengenal apa itu penyakit tuberkulosis atau yang sering kenal dengan kata TBC. Karena, tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan organ tubuh yang diserang biasanya adalah paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung.
Baca Juga : Waspada! 2022, Kasus TBC di Palangka Raya Melonjak
Menurut dia, penularan atau infeksi terjadi saat kuman TBC yang berada dan bertebaran di udara terhirup oleh orang lain saat penderita to batuk atau bersin tanpa menutup mulut, bakteri akan tersebar ke udara dalam bentuk percikan dahak atau droplet.
“Maka dengan sekali batuk dapat mengeluarkan 3000 percikan dahak yang mengandung sampai 3500 kuman mycobacterium tuberculosis. sedangkan sekali bersin mengeluarkan 4500 1 juta kuman mycobacterium tuberculosis. Bakteri masuk ke saluran pernapasan menuju paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya,” tandas dia. [Red]
Discussion about this post