kaltengtoday.com, – Tamiang Layang, – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sejatinya memang wahana studi yang tepat untuk mempertajam keahlian siswa. Dan itulah esensi yang membedakan dengan sekolah umum. Maka, adalah sebuah hal yang aneh jika para pendidik di SMK, hanya berjalan datar tanpa melakukan inovasi. Apalagi tidak menggiring para anak didik untuk mengasah keterampilan yang diajarkan.
Budi Santosa SPd, pengajar dari SMKN Paku, Kecamatan Paku, Kabupaten Barito Timur, menunjukkan tipikal guru yang “dari ke-tidak bisa diam-annya” menghasilkan hal yang bermanfaat. Bagi sekolah,bagi para murid dan sumbangsih bagi ilmu pengetahuan. Bahkan waktu mengajar di SMAN Dusun Tengah dulu pun, ia dikenal sebagai pendidik yang menghasilkan 1001 terobosan bersama para siswanya.
Kali ini, Budi menggiring para siswanya dengan terobosan teknologi pembuatan desinfektan yang berbahan herbal. Bahannya adalah bawang putih, yang kemudian diolah secara sistematis di laboratorium sekolah. Namun saat dikonfirmasi tadi pagi (Rabu, 17/11) ia berkilah dengan sikap merendah.
“Saya cuma mengiring anak-anak saja. Merekalah yang membuat desinfektan alami tersebut. Bahannya sederhana kok. Cuma 1,7 siung bawang putih, lalu 2,3 sendok sabun cuci piring, juga 3600 ml air. Sesudah itu diperam dulu selama dua hari. Jangan lupa juga disaring, agar tidak menyumbat alat semprot. Baru kemudian disemprotkan ke tanaman yang diserang hama,” papar pria yang dulu juga dikenal aktif membina pramuka ini.
Berkaitan dengan hal tersebut, dia juga mengenalkan olahan buatannya yaitu air lock system. Sebuah alat yang dirakit secara murah meriah namun punya fungsi besar. Yaitu bisa untuk membuat fermentasi, bahkan eco enzym. “Sistemnya dimaksud untuk menjaga ruang fermentasi tidak kontak dengan udara, meski sebentar. Model fermentasi jenis ini menghendaki kondisi aerobik, yaitu kondisi tanpa kontak udara luar. Kalau mau pakai botol, yang kecil saja. Ukuran 1,5 liter. Itu dirasa lebih efektif lantaran lebih rapat,” tutur Budi lagi dalam penjelasan teknis tertulisnya.
Baca juga : Hadapi Ancaman La Nina, BPBD Bartim Imbau Warga Waspada
Yang menarik sebetulnya bukan terobosan teknologi sederhana murah meriah itu. Namun bagaimana dirinya memberdayakan para siswa di SMKN Paku. Para siswa yang sebagian besar berasal dari pelosok. Namun Budi melihat bakat mereka harus terasah, sehingga ia terus memotivasi dan akhirnya para siswa-siswi binaannya jadi berani berbicara, mengekpresikan karya mereka dengan baik.
Baca juga : Gerakan Orang Tua Asuh Polres Bartim Telah Merangkul Puluhan Anak Yatim
Maka jika kemudian kita lihat video para siswi yang semula penuh dengan ke-tidak pede-an tersebut,kini terlihat lincah melakukan presentasi di Youtube, itulah hasil ‘provokasi’ Budi. Provokasi yang positif dan membawa manfaat, tentunya.[Red]
Discussion about this post