Kaltengtoday.com, Kuala Kapuas – Tujuh desa di Kecamatan Kapuas Timur mengalami gagal panen pada musim tanam tadi. Bahkan produksi hasil pertanian yang rata-rata menggunakan varietas padi lokal di beberapa sawah, ada yang gagal total.
Menyikapi kondisi itu, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kapuas Timur, Suhardi mengharapkan agar pemerintah daerah bisa turun tangan secepatnya membantu para petani.
Baca juga :Â Bupati Kapuas Sambangi Warga Terdampak Kebakaran
“Secara umum, petani apabila panen padi mengalami penurunan dari biasanya, maka disebutkan sebagai gagal panen,” ujar Suhardi, Kamis (6/10/2022).
Secara umum jelas Suhardi, kegagalan panen padi lokal tahun ini diduga akibat serangan hama tungro. Selain itu, kondisi iklim alam yang saat ini masih tidak menentu serta debit air pasang bisa tinggi dan tergenang, juga mengakibatkan kadar asam mengalami kenaikan yang membuat tanaman padi rusak.
“Di Kecamatan Kapuas Timur ada tujuh desa dengan kondisi hasil pertanian bisa disebut gagal. Yang paling parah adalah Desa Anjir Serapat Timur yang mengalami kegagalan panen mencapai 90 persen,” sebut mantan Anggota KPU Kapuas itu.
Selain itu, ada sekitar 80 persen mengalami gagal panen adalah Desa Anjir Serapat Tengah serta di Desa Mambulau Barat yang tingkat kegagalan bervariasi.
“Bayangkan, lahan satu hektare hasil panen padi hanya satu karung, jangankan untuk bayar utang pupuk dan lainnya, untuk makan saja sudah tidak bisa diharap,” imbuh Suhardi.
Baca juga :Â Bupati Kapuas Salurkan Bantuan Untuk Korban Kebakaran di Bamban Raya
Karena itu, lanjut dia, para petani sangat mengharapkan bantuan pemerintah secepatnya turun tangan membantu mereka untuk bertahan hidup serta membantu penyiapan lahan dengan memberikan pupuk berkualitas serta bibit dan pengolahan.
“Untuk pertanian di Kapuas ini secara umum masih menggunakan varietas lokal atau padi tahunan sedangkan varietas unggul masyarakat kita masih belum begitu memahami,” pungkas Suhardi. [Red]
Discussion about this post