kaltengtoday.com, – Tamiang Layang, – ‘Masa subur’ anak-anak muda di Kabupaten Barito Timur, berlatih band, meramaikan studio-studio serta ikut di berbagai festival, kini mungkin telah lebur. Era digital dengan media tampil yang tak memerlukan keribetan, telah menjadi pilihan yang lebih praktis dan dirasa lebih “syur”.
Setidaknya, itulah yang dilontarkan beberapa pengelola studio band di Bartim, yang kini beberapa di antaranya bahkan sudah mengalihfungsikan studio mereka. “Teman-teman yang dulu setiap seminggu sekali latihan di sini, hampir semuanya tak ada lagi muncul. Ada yang sudah kuliah atau kerja di luar kota, ada yang sekarang sudah menikah (muda) dan ngurus anak, ada lagi yang masih nge-band tapi memilih main upload di Youtube. Jadi, jaman berganti, gnerasi berganti, studio pun sepi. Buat apa lagi saya mempertahankan soal eksistensi?” cerita M Amin, pemilik sebuah studio musik di kawasan Urup, Kelurahan Ampah Kota, Kecamatan Dusun Tengah, dengan senyum getir.
Untungnya, kata Amin yang diajak berbincang tadi pagi (Selasa, 16/11), ia tak mengandalkan hidup dari studio musik. Jadi, saat ia harus mengganti studio band dengan ruangan kerja dan tempat mengumpulkan koleksi sepatu yang jadi hobinya, tak ada masalah berarti.
Hal senada diungkapkan Kiky Black, yang dulu mempunyai studio rental alat musik di Tamiang Layang. “Tak bisa dipertahankan lagi. Jaman sudah beda, lagipula saya semakin sibuk dengan tugas-tugas kerja sebagai abdi negara,” ujar pria muda yang kini sibuk dengan jabatannya sebagai Kepala Seksi di sebuah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) itu, disertai tawa kecil. Tawa yang ditengarai mengandung nada kesedihan mengingat gempita aksi-aksi di masa lalu.
Jika pun ada yang bertahan seperti di Studio Star milik Jhoni Setiawan,warga Desa Magantis, Kecamatan Dusun Timur, tentu karena ia masih punya event-event rutin yang berhubungan dengan penyediaan alat musik. Sehingga tak seperti Amin atau Kiky yang menjual semua instrumen serta sound mereka.
Baca juga : Wakil Rakyat Bartim Dorong Harga Karet Lebih Baik
“Event kecil-kecilan lah, Mas. Seperti pengantinan dan live music di kafe. Kalaupun ada yang latihan, ya buat mbayar listrik aja. Sisanya ya buat latihan, memanfaatkan waktu senggang, sama teman-teman. Kalau mengandalkan hidup dari ini sih tidak,” tegas Jhoni, yang juga menyandang status PNS tersebut.
Baca juga : Hima Bartim Dengar Pendapat Bersama Pimpinan DPRD Bartim
Menurutnya, memang ada pergeseran tren di mana anak-anak muda jaman kini lebih suka tampil di Youtube. Selain lebih bisa menampilkan wajah lebih leluasa, tak makan banyak biaya. “Dan satu lagi, Mas. Kesalahan-kesalahan teknis yang mungkin bisa terjadi di panggung, tidak bakal ada, Karena sudah ditutup dengan aplikasi di sistem digital recording. Beda dengan zaman kita, tampil di panggung, kalau ada snar gitar yang fals atau ketukan tempo yang salah, bikin sorak sorai penonton. Malu kita..Tapi itulah seninya,” lanjut Jhoni sambil tertawa lepas.[Red]
Discussion about this post