Kaltengtoday.com, Barito Selatan – Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kalteng yang merupakan salah satu orang tua asuh bagi balita stunting, kembali melakukan monitoring di Posyandu Akasia Desa Sababilah, Kelurahan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan (Barsel).
Pada kesempatan ini, Dislutkan Kalteng bersama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dislutkan Kalteng melakukan monitoring terhadap perkembangan dari anak asuh, Kamis (19/10).
Sekretaris Dislutkan Kalteng, Nita Fera menjelaskan dalam kegiatan monitoring ini dilakukan pemantauan terhadap data-data pertumbuhan balita stunting setelah diberikan bantuan makanan tambahan.
Baca Juga : Posyandu Ujung Tombak Pencegahan Stunting
“Terdapat lima balita dengan risiko stunting di Posyandu Akasia Barsel ini dan masing-masing balita didampingi oleh satu orang kader yang bertugas membuatkan dan memberikan aneka makanan tambahan untuk balita, serta memonitor kenaikan berat badannya setiap bulan,” ungkapnya.
Selanjutnya, Ketua DWP Dislutkan Prov. Kalteng Lisdayanti yang ikut memonitoring perkembangan kelima balita tersebut menjelaskan dalam monitoring yang ketiga ini diketahui ada peningkatan berat badan balita dengan ditandai adanya kenaikan berat badan rata-rata antara satu hingga empat ons.
Baca Juga : Wagub Kalteng Sampaikan Upaya Pemprov di Sektor Penanganan Stunting
“Dari hasil monitoring kepada para kader diketahui bahwa kader di Posyandu Akasia Barsel ini telah memberikan makanan tambahan yang berasal dari pangan lokal yang kaya protein hewani, seperti telur, ikan, dan daging kepada balita dengan risiko stunting di tempat ini,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau agar para kader mendokumentasikan kegiatan pendampingan melalui foto dan laporan KMS (Kartu Menuju Sehat), serta melaporkannya ke DWP Dislutkan Kalteng, Puskesmas, dan juga Dinas Kesehatan Kabupaten Barsel.
Kemudian, Lisdayanti menambahkan bahwa dalam mencegah stunting dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa upaya yaitu memastikan anak makan buah dan sayur yang sehat, memberikan ASI eksklusif hingga bayi berumur enam bulan serta mengusahakan anak mendapatkan imunisasi lengkap.
Baca Juga : Pj Bupati Pulang Pisau Hadiri Mini Lokakarya Stunting Kahayan Hilir
Sementara itu, ditemui pada kesempatan berbeda, Kepala Dislutkan Kalteng Darliansjah menyampaikan bahwa kurangnya asupan makanan dinilai menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting pada anak, maka kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.
“Saya mengajak semua masyarakat Kalimantan Tengah agar mendukung tumbuh kembang anak dengan nutrisi lengkap dan terbaik sehingga anak bisa terhindar dari masalah stunting atau gangguan tumbuh kembang lainnya,” tutupnya.[Red]
Discussion about this post