kaltengtoday.com, Sampit – Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi mengatakan, posyandu aktif yang dihitung dari ketersediaan kader di posyandu, keaktifan masyarakat di posyandu, ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, imunisasi bayi, pasangan usia subur ber-KB, dan adanya pengembangan program posyandu, baru 83 posyandu dari 317 posyandu (26,2 persen).
Ini dinilai masih sangat rendah sekali. Umar menyebutkan, bayi atau balita yang ditimbang dan mendapat pelayanan sesuai standar ada 63,8 persen, usia produktif yang diskrining 68,5 persen dan usia lanjut diskrining 70,9 persen.
Baca Juga :Dewan Nilai Posyandu Jadi Garda Terdepan Tekan Angka Stunting
“Ketergantungan ibu yang mempunyai anak di lakukan posyandu di Kotim ini dinilai masih sangat rendah sekali. Makanya diperlukan keterlibatan desa bahkan kelurahan untuk mengajak masyarakat untuk bisa datang ke posyandu setempat,”ucap Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi, Senin 3 April 2023.
Apalagi, penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi) telah menjadi nomor 2 dalam 10 penyakit terbanyak di Kotim ini. Sementara penderitanya yang rutin berobat hanya 52,3 persen. Sedangkan penyakit terbanyak pertama adalah infeksi pernapasan atas, yang biasanya terkait dengan musim dan cuaca yang terjadi. Ungkapnya.
“Sesuai dengan arahan Bupati Kotim Halikinnor, kami berharap dukungan lebih banyak dari para kepala desa dan tokoh masyarakat dalam menggerakkan masyarakat dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan. Terutama untuk cek kesehatan. Sangat baik jika masyarakat rutin cek kesehatan, sebelum adanya gejala sakit yang dirasakan, agar diketahui lebih awal kondisi yang dimiliki masyarakat,” ucapnya.
Baca Juga :Pantau Kinerja Posyandu, Pemkab Barsel Luncurkan e-Posyandu
Jangan sampai menunggu sakit terlebih dahulu baru diperiksa, jadi masyarakat diharapkan rutin melakukan cek kesehatan ke tempat fasilitas kesehatan yang sudah disiapkan oleh pemerintah desa atau kelurahan yang ada di wilayahnya masing-masing. Tutupnya. [Red]
Discussion about this post