Kalteng Today – Palangka Raya, – Universitas Palangka Raya (UPR) menggelar Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis Ke-57 secara daring.
Rektor UPR Andrie Elia Embang menyampaikan cukup banyak capaian yang telah diperolehnya.
“Seperti Fisik, berupa peningkatan kapasitas ICT, tersusunnya Master Plan, berdirinya Gedung SBSN, berdirinya Technopark, berdirinya Kebun Raya, dan Center Off Excelent (COE),” kata Andrie, Selasa (10/11).
Dirinya kembali membeberkan, pembangunan yang berupa non fisik, seperti di bidang akademik, yakni meningkatnya akreditasi beberapa program studi, pengelolaan PD Dikti menjadi lebih baik, Award atau penghargaan, penelitian, dosen UPR telah melaksanakan kegiatan hibah penelitian baik dari pusat (Kementerian Pertanian, KLHK, Kelautan, Kemendikbud, Kemenko PMK), maupun dari pemerintah daerah berupa Penelitian Kerjasama, serta penelitian dengan luar negeri.
“Selain itu di bidang pengabdian, dosen UPR telah melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat, dalam bentuk penyuluhan, pelatihan, dan penerapan teknologi kepada masyarakat, peran serta dalam kegiatan food estate, kegiatan BRG, dan kerjasama dengan pemerintah daerah,” terangnya.
Dalam 5 tahun ke depan (2020-2024), UPR menurutnya harus mampu menjadi perguruan tinggi Badan Layanan Umum (BLU) dan mempersiapkan menuju perguruan tinggi bertaraf internasional. Untuk mencapai target itu, pimpinan UPR telah menetapkan arah kebijakan strategis universitas
“Penatakelolaan universitas yang baik, meningkatkan kualitas penelitian, publikasi ilmiah, dan pengabdian masyarakat, pengembangan dan mengelola kapasitas, kuantitas dan kualitas sumber daya akademik dan administrasi, meningkatkan kualitas perkuliahan, memperkuat dan mengembangkan infrastruktur sebagai sarana pendukung kegiatan akademik dan non akademik.
Lebih lanjut, kata Rektor, mereka juga melakukan pengembangan dan menerapkan tata kelola keuangan yang transparan, akuntabel, mandiri, dan wajar, kemudian meningkatkan sistem penjaminan mutu akademik dan non-akademik yang berkelanjutan, meningkatkan kuantitas dan kualitas Kerjasama akademik dan non akademik, serta menanamkan nilai-nilai universitas untuk menciptakan kebanggaan terhadap almamater.
“Arah kebijakan strategis universitas tersebut dikembangkan secara sinergi di tingkat universitas yang meliputi program kerja para wakil rektor, lembaga, biro, dan UPT, serta tingkat fakultas yang meliputi program kerja dekan, para Wakil dekan, koordinator program studi,dan kepala laboratorium atau bengkel kerja,” jelasnya.
Sedangkan rencana jangka panjang untuk Tahun 2025-2034, UPR menurutnya harus mampu menjadi perguruan tinggi PTN BH, perguruan tinggi bertaraf Internasional.
Lebih lanjut, adapun tantangan ke depan bagi UPR adalah kondisi pandemi covid – 19 yang mengharuskan adanya perubahan sistem pembelajaran dari luring menuju daring, yang mengharuskan dosen dan mahasiswa wajib melakukan perkuliahan dengan sistem daring dan tetap menjaga mutu atau kualitas pembelajaran.
“Menghadapi proses Pendidikan Merdeka Belajar, perlu adanya peningkatan kualitas ataupun mutu pendidikan melalui pengelolaan mata kuliah unggulan mengacu pada Pola Ilmiah Pokok UPR agar proses pembelajaran tetap eksis. Dan pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), perlu mempersiapkan modul mata kuliah dan sarpras pembelajaran (ICT).
“Dari sisi SDM, kita perlu meningkatkan kemampuan, seperti untuk para dosen dan tendik, melalui keikutsertaan dalam kegiatan pelatihan atau bimtek, studi lanjut (S2 dan S3), dan peningkatan jumlah guru besar. untuk Infrastruktur, perlu kelengkapan peralatan laboratorium kelas dan lapangan,” paparnya.
Baca Juga : 3 Dosen di UPR Kembali Terpapar Covid -19
Dalam rangka dies natalis UPR yang ke – 57, pihaknya mengangkat tema Membangun Ekosistem Pembelajaran yang Adaptif dan Inovatif Menuju UPR Jaya Raya, dengan makna pada masa pandemi covid’19 ini bagi semua sivitas akademika UPR memaksa untuk beradaptasi terhadap sistem pembelajaran secara luring menjadi daring dengan tetap menjaga mutu pembelajaran.
“Kita juga harus mampu berkolaborasi dengan baik dan mencari strategi-strategi pembelajaran yang inovatif. Adaptasi terhadap menghadapi perkembangan regional, nasional dan global,”katanya. [Red]
Discussion about this post