kaltengtoday.com, Kuala Kapuas – Hanya dalam kurun waktu setengah bulan akibat serangan gigitan nyamuk Aedes aegypti atau lebih dikenal dengan penyakit Demam Berdarah, dua warga Kecamatan Kapuas Tengah meninggal dunia.
Dari informasi yang didapat kedua orang tersebut adalah Aria, anak baru berumur 4,5 tahun warga RT. 5 Desa Marapit dan Henda Herminggo TS (14) siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Pujon, meninggal pada Jumat (21/10/2022) setelah sempat dirawat tim medis di RS Doris Sylvanus Palangka Raya.
Saat dikonfirmasi, Kepala UPT Puskesmas Kapuas Tengah Ridho mengungkapkan bahwa dalam kejadian ini pihaknya sudah melakukan langkah-langkah cepat baik melakukan Fogging secara terfokus dan juga melaporkanya ke Dinas Kesehatan guna penanganan lebih lanjut.
Baca Juga : Â Masuk Musim Penghujan, Masyarakat Diminta Waspada DBD dan Malaria
“Kita sudah turunkan tim Petugas Epidemiologi guna orientasi lapangan yang selanjutnya untuk melakukan Fogging secara terfokus, untuk kasus kita selalu update memberikan laporan setiap hari ke Dinas Kesehatan,” katanya, Minggu (23/10/22) .
Terpisah, Plt. Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Kapuas dr Tonun Irawati Panjaitan melalui Kabid Penanggulangan, pencegahan penyakit, dr. H. Aspiani Abeng, mengatakan bahwa terkait dengan adanya kasus warga yang meninggal akibat serangan DBD, pihaknya selalu merespon dengan cepat guna penanggulangannya.
Tidak hanya itu saja, setiap adanya kasus mereka meminta pihak UPT untuk bergerak cepat guna penanganan. “Kami selalu responsif apa bila terjadi kasus apa lagi DBD yang mengakibatkan anak meninggal dunia,” kata Aspiani, Senin (24/10/2022).
Diakui Aspiani Abeng, dari hasil koordinasinya dengan pihak UPT Puskesmas bahwa dalam kasus kejadian terakhir yaitu Aria dan Herminggo, bahwasanya datanya tidak masuk di UPT dikarenakan atas inisiatif keluarganya dibawa ke RS Doris Sylvanus untuk perobatan hingga meninggal dunia.
“Walaupun almarhum meninggal setelah mendapatkan penanganan medis di Palangka, namun karena warga Kapuas, kita akan tetap waspada dan menurunkan tim PE ke lingkungan tempat tinggal dan sekolah untuk melakukan orientasi, kalau memang perlu kita akan lakukan Fogging di dua lokasi tersebut”ungkapnya.
Baca Juga : Â DBD Meningkat, Dinkes Kotim Imbau Warga Galakkan 3M Plus
Sebagaimana data laporan bulanan yang diterima Dinkes Kapuas dari UPT Puskesmas Pujon, sejak Juli 2022 sampai dengan Oktober 2022 tercatat ada 36 orang warga Kecamatan Kapuas Tengah yang terserang penyakit DBD.
Ia mengimbau, kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kapuas hendaknya berwaspada dan selalu menerapkan perilaku hidup sehat dengan selalu bersihkan lingkungan, sebab fogging itu tidak menyelesaikan masalah untuk menghindari penyakit DBD, sebab Fogging hanya mematikan nyamuknya saja bukan mematikan jentik bakal nyamuk jenis AG berkembang.
“Saya ingatkan kepada masyarakat fogging bukan salah satu cara mematikan nyamuk tetapi harus melakukan 4 M plus contoh menguras air pada dispenser atau kulkas bahkan barang bekas tampungan air serta gantungan pakaian di kamar segera disingkirkan,” tutupnya. [Red]
Discussion about this post