Kalteng today – Palangka Raya, – Perkembangan dunia usaha yang bergerak di bidang gaya hidup terus berkembang di Kota Palangka Raya. Salah satunya yang dilakoni Yupentri . Pria ini mendirikan usaha seni Tattoo dan Sulam Alis.
Pemuda yang akrab dengan panggilan Yupen ini mendirikan Yupentri Art. Usahanya meliputi servis pembuatan Tattoo dan Beauty Studio .
“Jenis usaha tersebut saat ini cukup menjanjikan untuk digeluti. Dan Saya memulai usaha ini sejak Tahun 2012 dan saya rasa cukup sangat menjanjikan,” katanya kepada Kalteng Today, Rabu (27/1).
Dia menjelaskan, pekerjaan yang digelutinya saat ini tidak mudah untuk ketinggalan jaman, yang membuat pelaku usahanya menjadi gulung tikar atau merugi.
“Usaha seperti ini saya rasa akan terus berkembang. Seperti contohnya Sulam Alis yang sekarang kami jalani, pasti akan berkembang ke Sulam Eyeliner dan Sulam Bibir,” sebutnya.
Yupen yang berasal dari Desa Tumbang Malahoi, Kabupaten Gunung Mas, Kalteng ini mengungkapkan di bidang seni tato saat ini dirinya kurang fokus, sebab dinilai kurang produktif.
Untuk tattoo itu sendiri sejak Tahun 2019 sudah kurang, akan tetapi jasa hapus tattoo masih saya layani. Namun kata dia ruginya juga ada.
“Yakni saat membuat tattoo itu cukup lama waktu yang terbuang dan ibaratnya saja jika hanya dilakukan sulam alis saja keuntungan yang didapat bisa mencapai Rp. 1 juta , bebernya.
Dikatakannya, minat konsumen terhadap jasa yang digeluti saat ini mengalami kenaikan, begitu pula di jaman pandemi Covid-19 yang sekarang ini melanda seluruh dunia.
“Masa pandemi ini tidak bisa dipungkiri kita juga merasa takut akan terpaparnya Virus Corona. Namun, karena dari awal kita sudah menerapkan standar SOP yang jelas, baik secara penanganan jasa pembuatan sulam alis dan sebagainya, begitu pula kita juga mengutamakan protokol kesehatan,” ungkapnya.
Baca Juga :
Miss Beauty Doll, Kontes Kecantikan Khusus Boneka. Indonesia Kirim Kontestan dari Kalimantan
7 Langkah Tutorial Make Up Natural, Tampil Cantik dengan Mudah!
Dirinya juga mengakui omset yang diterima saat pandemi ini mengalami kenaikan dan bahkan bisa mencapai sampai dengan Rp. 30 juta perbulannya.
Tetapi ia menegaskan kendala di masa pandemi yakni adanya keterlambatan pengiriman bahan – bahan yang dibutuhkan yang disebabkan pandemi Covid-19.
“Tapi untuk mengatasi hal tersebut, kami sekali memesan alat dan bahan yang dibutuhkan ini bisa sekali mendapatkan kiriman, bisa digunakan selama setahun dan saya rasa hal itu aman – aman saja,” katanya. [Red]
Discussion about this post