Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Pengelolaan wisata waduk buatan di Desa Turan Amis, bisa dikatakan paling beruntung di wilayah tiga kecamatan yang berada di Daerah Pemilihan I Kabupaten Barito Timur (Kecamatan Dusun Tengah, Pematang Karau dan Raren Batuah). Selain relatif mudah dijangkau transportasi, fasilitasnya cukup lengkap, ditambah lagi kini, aspal mulus dari pinggir jalan raya desa, menuju titik lokasi, telah terbentang.
Dulu tahun 2019, awal-awal lokawisata ini dibuka, aspal hanya terbatas sampai di jalan desa. Dari situ, menuju Dam Wisata Turan Amis, sekitar 100 meter masih berupa tanah. Sehingga meski mampu menyedot banyak pengunjung, kenyamanan jalan ke waduk buatan tersebut masih menjadi persoalan. Ada jalan yang menukik, sekitar 450 yang berlapis tanah tadi, dan menyulitkan kendaraan yang melaluinya.
Namun, sekarang dengan adanya aspal ini, wisata ke Turan Amis bisa dituju meski hujan lebat sekalipun. Dan mobil bertransmisi manual tak perlu lagi pasang ancang-ancang tegang, antara rem, gas dan gigi satu. Bahkan mobil automatic pun nyaman naik turun di sini.
Dijelaskan oleh pengelola Dam Wisata Turan Amis, Leonardus, pembangunan lokawisata ini bermula dari gagasan ia bersama rekannya di tahun 2018. Ketika dikemukakan, Kades beserta jajaran Pemdes bahkan Camat, menyambut baik rencana tersebut. Di bulan Oktober 2018, rencana tersebut terealisasi dengan pembangunan titian pertama serta WC umum.
Baca Juga:Destinasi Wisata di Bartim Harus Dikelola Maksimal
“Anggaran pertama yang kami kelola sebesar Rp 200 juta. Kemudian berlanjut lagi, hingga mampu mengembangkan obyek wisata ini. Tahun 2019, kami membeli sepeda air atau yang disebut orang “perahu itik” sebanyak tiga buah, juga membangun gazebo-gazebo sebagai pondok istirahat pengunjung, dan titian berikutnya. Tahun 2020, fasilitas kami tambahi lagi. Kami menambah sepeda airnya sebanyak dua buah, dan kano (perahu karet) tiga buah, titian tahap selanjutnya, serta dermaga perahu karet. Kemudian tahun 2021, membangun taman yang di sebelah sana itu, agar bisa dinikmati anak-anak,” papar Leo, pangilan akrabnya, melalui pesan WhatsApp saat dikonfrmasi tadi siang (Sabtu, 13/11).
Lelaki yang baru saja terpilih menjadi kepala desa hasil Pergantian Antar Waktu (PAW) tersebut, juga mengatakan kalau dalam pengelolaan wisata ini, melibatkan hampir semuanya adalah warga lokal. Mereka bisa berjualan, usaha parkir, staf pengelola taman dan lain-lain, dengan sistem bagi hasil.
Baca Juga :Gerakan Orang Tua Asuh Polres Bartim Telah Merangkul Puluhan Anak Yatim
“Dampaknya, anak-anak muda yang dulu sering keluyuran, ngebut dan sebagainya, sekarang tidak lagi. Mereka asyik cari uang di sini, sambil masih bisa menikmati internet. Karena dulu saya berpikir bagaimana bisa mengupayakan WiFi di desa ini, sebagai sarana tambahan daya tarik dam wisata, sekaligus memfasilitasi kebutuhan teknologi informasi warga, khususnya anak-anak mudanya,” ujar Leo di akhir obrolan. [Red]
Discussion about this post