Kaltengtoday.com, Sampit – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor mengatakan, hanya ada 22 perusahaan swasta yang sudah patungan untuk menangani perbaikan jalan lingkar selatan atau Jalan M. Hatta, Sampit.
“Setiap perusahaan menyetorkan Rp50 juta untuk memperbaiki jalan lingkar Selatan. Namun hanya 22 perusahaan yang menyetorkan dana tersebut,” kata Halikinnor, kemarin.
Baca juga : Halikinnor Sebut Pertumbuhan Ekonomi Kotim Naik 2 Persen
Informasi yang diperoleh Kaltengtoday.com, ke-22 perusahaan yang sudah menyetorkan dana tersebut adalah PT BSK, PT Karunia Kencana Permai Sejati, PT Mustika Sembuluh, PT Mentaya Sawit Mas, PT Karya Makmur Abadi, PT Mulia Agro Permai, PT Gading Sawit Kencana, PT Hutan Sawit Lestari, PT Sapta Karya Damai, PT Swadaya Sapta Putra.
Kemudian, PT BSP, PT NSP, PT Uni Primacom, PT Hutanindo Agro Lestari, PT Sumur Pandan Wangi, PT Musirawas Citra Harpindo, PT Sarana Prima Putri Niaga, PT Wanayasa Kahuripan Indonesia, PT Windu Nabatindo Lestari, PT Katingan Indah Utama, PT Mukti Sawit Kahuripan dan Surya Inti Sawit Kahuripan.
“Saya harapkan kepada perusahaan-perusahaan lainnya agar bisa segera menyetorkan dana untuk perbaikan jalan tersebut,” imbuh Halikinnor.
“Dana kami kumpulkan ke rekening konsorsium, setelah terkumpul semua, baru dilaksanakan perbaikan jalan nantinya,” imbuhnya.
Seperti diketahui, saat ini kondisi jalan lingkar selatan Sampit yang berstatus sebagai jalan provinsi itu sangat memprihatinkan. Ruas jalan tersebut sehari-hari banyak dilalui angkutan milik perusahaan perkebunan kelapa sawit dan transportir.
Baca juga : Gawat!Kotim Masuk Zona Merah Peredaran Narkoba
Berdasarkan penghitungan teknis oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), kerusakan jalan yang harus segera ditangani sekitar 1.825 meter. Penanganan darurat itu membutuhkan dana sekitar Rp4,7 miliar. Jumlah biaya tersebut untuk pembelian material yakni agregat kelas B, batu dan pipa drainase. Untuk alat berat akan disiapkan oleh Dinas PUPR setempat.
Pemkab Kotawaringin Timur telah menawarkan agar 75 persen biaya perbaikan itu akan dipenuhi oleh 52 perusahaan besar perkebunan kelapa sawit, sedangkan 25 persen dipenuhi oleh Organda, ALFI, dan Pelindo. [Red]
Discussion about this post