kaltengtoday.com, Sampit – Perkembangan nyamuk Aedes Aegypti penyebab kasus demam berdarah dengue (DBD) dilaksanakan ketika memasuki musim penghujan sekitar bulan Oktober hingga Maret, namun akibat perubahan iklim berdampak pada tidak menentunya pergantian musim sehingga siklus perkembangan nyamuk tidak bisa diprediksi lagi.
Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi mengatakan, mengingat kasus DBD pada 2022 ini sebanyak 29 kasus membuat dirinya meminta warga Kotim untuk menggencarkan P2N dan 3M Plus. “Kami selalu mengimbau masyarakat dan selalu menggencarkan upaya kebersihan lingkungan,” ujarnya, Jumat (2/9/2022).
Umar mengharapkan agar warga melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus, yakni dengan mengubur, menguras dan menutup wadah yang berpotensi menjadi wadah bertelurnya nyamuk.
Baca Juga : Hingga Agustus 20222, Ada 29 Kasus DBD di Kotim
“Minimal satu minggu sekali, tanpa menghiraukan pergantian musim. Melalui kegiatan itu, dipastikan mampu memutus rantai perkembangan nyamuk nantinya,” jelas dia.
Cara ini efektif untuk menghindari perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti, penyebab penyakit tersebut bisa berkembang.
Meski cara fogging tetap dilakukan, namun cara tersebut dinilai masih kurang efektif untuk menekan kasus DBD. “Saya harap warga Kotim bisa menjalankan pola hidup sehat, lingkungan bersih, sampah jangan sampai berserakan dan juga kuras tempat yang bisa menimbulkan genangan air,”tukasnya. [Red]
Discussion about this post