kaltengtoday.com, – Palangka Raya – Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah (BPS Kalteng) melalui Kepala, Eko Marsoro mengungkapkan Nilai Tukar Petani atau NTP alami penurunan.
Dirinya pihaknya mengungkapkan, NTP tersebut adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
Baca juga :Â BPS : Kota Palangka Raya dan Sampit Alami Inflasi Sebesar 0,44 Persen
“NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan,” ujarnya kepada awak media, Rabu (3/8).
Eko Marsoro juga menyampaikan, NTP menunjukkan daya tukar atau terms of trade dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
“Untuk NTP Gabungan Kalteng ini, tepatnya pada Juli 2022 turun sebesar 5,94 persen jika dibanding Juni 2022, yaitu dari 118,18 menjadi 111,16,” bebernya.
Pihaknya menjelaskan, penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya nilai tukar di beberapa subsektor, yakni subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 9,26 persen, subsektor peternakan 1,59 persen, subsektor perikanan 0,91 persen, dan subsektor tanaman pangan 0,80 persen.
“Sementara itu, subsektor hortikultura merupakan satu-satunya subsektor yang mengalami peningkatan nilai tukar, yakni sebesar 0,66 persen,” tuturnya.
Lebih lanjut, pihaknya menambahkan, pada Juli 2022 terjadi kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Kalteng dengan besaran 0,11 persen, yang utamanya disebabkan oleh kenaikan indeks harga kelompok pendidikan sebesar 1,39 persen.
Baca juga :Â BPS Kalteng : NTP Gabungan Kalteng Meningkat
“Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,59 persen, serta kelompok pakaian dan alas kaki dengan kisaran 0,51 persen,” ucapnya.
Sama halnya dengan NTP, tambahnya lagi, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalteng pada Juli 2022 juga mengalami penurunan.
“NTUP ini turun sebesar 5,98 persen, dari 119,32 pada Juni 2022 dan menjadi 112,18 Juli 2022,” tutupnya.[Red]
Discussion about this post