Kalteng Today – Lifestyle, – Mengasuh anak tentu bukanlah hal yang mudah. Namun, sebagai orang tua kita harus bekerja keras dan belajar terus-menerus mencari metode pengasuhan yang tepat demi kebaikan dan kesuksesan anak-anak kelak.
Tak ada yang perlu ditakutkan dengan menjadi orang tua, sebaliknya kita dapat belajar banyak karenanya. Meski sebuah proses tak mungkin berjalan dengan cepat, tetapi akan lebih baik jika kita memberikan yang terbaik dimulai dari sekarang. Sehingga, suatu saat nanti kita akan menuai hasilnya dan tak perlu merasakan penyesalan.
Untuk membantu Anda menjadi orang tua yang baik, berikut adalah lanjutan 5 tips mendasar dari artikel sebelumnya:
- Refleksi pada masa kecil kita sendiri.
Pengalaman masa kecil kita yang kurang menyenangkan dari orang tua, membuat kita bertekad untuk menjadi orang tua yang berbeda dari mereka. Bahkan, terpikir untuk mengubah beberapa metode pengasuhan mereka.
Tetapi, sering kali yang terjadi malah mengulangi pola yang mirip atau sama dengan yang dilakukan oleh orang tua kita dahulu.
Merefleksikan masa kecil kita sendiri dapat menjadi langkah bagi kita untuk memahami alasan dari mengapa orang tua berlaku seperti itu. Catat hal-hal yang ingin Anda ubah, lalu pikirkan bagaimana cara untuk melakukannya.
Jangan menyerah, jika Anda belum berhasil di awal. Dibutuhkan banyak latihan untuk membuat kita secara sadar mengubah metode mengasuh anak yang lebih baik.
- Perhatikan juga diri Anda.
Sering kali, ketika sibuk mengasuh anak, Anda tidak memperhatikan diri sendiri. Padahal, waktu untuk diri sendiri sangatlah penting untuk kebahagiaan dan kesehatan fisik serta mental Anda.
Sesekali, mintalah bantuan pada orang tua untuk membantu mengawasi anak Anda. Lalu, milikilah ‘me time’ untuk Anda sendiri. Pastikan Anda menghabiskan waktu yang berharga tersebut dengan akitvitas yang dapat memberikan banyak manfaat, seperti berolahraga, bertemu dengan teman-teman, atau pun melakukan hobi, seperti melukis, menulis jurnal, dan sebagainya.
Jika tubuh dan pikiran sehat secara fisik dan mental, maka secara otomatis Anda akan lebih bahagia dan dapat membuat perbedaan besar dalam metode pengasuhan anak-anak Anda.
- Hindari melakukan kekerasan.
Bagi beberapa orang tua, memukul perlu dilakukan untuk dapat membuat anak patuh dan menuruti kemauan orang tua. Namun, cara seperti ini salah dan sangat tidak dianjurkan. Karena, hanya akan mengajarkan anak untuk takut kepada orang tua,dan kemungkinan memiliki kecenderungan mengulanginya lagi di kemudian hari.
Memukul anak juga hanya memberikan contoh bahwa mereka bisa menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Anak-anak yang dididik dengan kekerasan, lebih rentan untuk berkelahi dengan anak-anak lainnya. Biasanya, mereka akan menjadi pengganggu dan bersikap kasar. Mereka juga memiliki hubungan yang buruk dengan orang tuanya, mengalami gangguan kesehatan mental, bahkan menjadi pelaku atau korban kekerasan dalam rumah tangga. Penerapan sikap disiplin dan pemberian nasehat positif, terbukti lebih efektif dan tepat dalam mengasuh anak serta membentuk hubungan yang erat antara orang tua dengan anak.
- Selalu melihat secara perspektif dan ingat tujuan utama Anda mengasuh anak.
Apa tujuan Anda membesarkan seorang anak? Dan, berapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk dapat mencapai tujuan tersebut?
Ketika Anda merasa ingin marah dan frustasi pada anak, mundur dan pikirkan lagi dampak kemarahan itu bagi anak. Lalu, temukan cara yang tepat untuk dapat mengedukasi anak.
Hal tersebut, tidak hanya menjaga agar melihat sesuatu secara perspektif, tetapi juga membantu membangun hubungan yang baik dengan anak Anda.
Baca Juga :Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Perlu Diwaspadai
- Memperbanyak ilmu mengasuh anak.
Parenting adalah salah satu bidang yang paling banyak mendapatkan penelitian secara psikologi. Banyak pula teknik, praktik, tradisi pengasuhan anak yang telah diteliti dan diverifikasi, yang dapat kita serap ilmunya untuk menjadi pegangan kita dalam mengasuh anak.
Meski begitu, tentu pengetahuan ilmiah tersebut tidak dapat kita sama ratakan atau terapkan secara langsung pada anak. Karena, tiap anak memiliki kepribadian dan ketahanan yang berbeda-beda.
Dalam hal ini, bisa saja Anda mengikuti pola lama yaitu memukul anak ketika mereka melakukan kesalahan. Hasil penelitian mengungkapkan jika dampak negatifnya dapat membuat mereka semakin nakal dan terbiasa dengan kekerasan, atau sebaliknya merasa stres hingga depresi.
Mungkin, ada saja anak-anak yang beruntung tidak mengalami segala dampak negatif tersebut, karena memiliki ketangguhan dan ketahanan mental. Tetapi, berapa banyak anak yang masuk dalam kriteria itu? Tentunya, kita tidak ingin mempertaruhkan kesehatan mental anak untuk mengetahui jawabannya.[Red]
Discussion about this post