kaltengtoday.com, Sampit – Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur saat ini sedang tidak baik-baik saja. Hal ini disebabkan, hampir seluruh desa di kecamatan tersebut terdampak banjir. Rumah warga, sekolah, masjid, pustu, kantor desa, kantor bpd dan masih banyak lagi lainnya ikut banjir akibat meluapnya sungai Mentaya dan Sungai Kuayan.
Baca Juga : Banjir di Kotim Mulai Mengganggu Pelayanan Kesehatan
Dari pantauan Kaltengtoday, Kelurahan Kuala Kuayan Kecamatan Mentaya Hulu yang berada di Wilayah Utara Kotim ini dulunya merupakan kecamatan induk dari Kecamatan Bukit Santuai dan Antang Kalang. Bahkan, musibah banjir di kecamatan yang cukup tua ini hampir setiap tahun banjir. Parahnya, banjir dalam satu tahun bisa mencapai 3 sampai 4 kali.
Mesti saat ini warga masih berat hati untuk direlokasi lantaran beberapa faktor. Sebut saja keberadaan lokasi yang akan direlokasi itu memang masih jauh dari bantaran sungai, dan kebiasaan warga memang masih identik dengan sungai. “Terlebih lagi jika merelokasi rumah warga yang terdampak banjir tentunya bukan perkara mudah,” ucap salah satu warga Kelurahan Kuala Kuayan, Anang kepada Kaltengtoday, Sabtu (22/10/2022).
Dikatakan Anang, banjir yang saat ini terjadi tampaknya lebih parah dari banjir yang terjadi beberapa tahun terakhir ini. Terlebih tinggi rumah warga di sebelah rumahnya ini ada yang mencapai 1,5 meter, tapi banjir kali ini rumahnya juga ikut tenggelam.
Baca Juga : 14 Desa dan 2 Kelurahan di Kotim Masih Terendam Banjir
Artinya, banjir kali ini memang cukup parah. Ditambah lagi segala aktivitas warga mati total, hanya warga yang tinggal di wilayah bukit saja yang bisa menjalankan aktivitas. “saya rasa perlu kebijakan dan juga pemikiran dari pemerintah setempat agar ada solusi dari musibah ini,”tutupnya.
Dari data BPBD Kotim, untuk banjir di wilayah Kecamatan Mentaya Hulu ada sekitar 1 kelurahan dan 13 desa, yakni Kelurahan Kuala Kuayan, Desa Tangkarobah, Penda Durian, Pahirangan, Baampah, Kawan Batu, Tangar, Tanjung Jariangau, Bawan, Tumbang Sapiri, Pemantang, Satiung dan Desa Santilik. [Red]
Discussion about this post