kaltengtoday.com, Sampit – Beberapa waktu terakhir banjir kian parah melanda di Kabupaten Kotawaringin Timur disinyalir disebabkan selain curah hujan yang tinggi juga karena gundulnya hutan yang selama ini menjadi penyangga air hujan di wilayah tersebut.
“Banjir yang melanda sejumlah titik di daerah kita ini merupakan peringatan awal bahwa alam kita sudah rusak, dan ini rusaknya oleh tangan manusia itu sendiri,”kata Wakil Ketua DPRD Kotim, H. Rudianur, Senin 22 November 2021 di Sampit.
Rudianur mengakui kerusakan hutan di daerah ini karena pembukaan areal hutan yang selama ini menjadi penyangga air hujan itu dibabat habis. Kesalahan dalam tata kelola investasi merupakan biang dari hadirnya bencana banjir tersebut.
Ia sudah kerap kali mengingatkan sejak awal menjabat sebagai anggota DPRD Kotim bahwasannya perlu adanya pembatasan dan pengaturan terhadap pembukaan lahan di daerah itu.
Namun pada kenyatanya perluasan lahan terus saja terjadi di lapangan meskipun itu dilakukan secara diam-diam atau ilegal.
Baca Juga : Wakil Ketua DPRD Kotim Tinjau Lokasi Banjir Sawah Petani Desa Lampuyang
“Kalau kondisi begini pohon habis hutan habis mau salahkan siapa. Sekarang hanya menikmati warisan-warisan akan kerusakan alam dan bencana yang datang bersamaan dengan siklus tahunan,”kata Politisi Partai Golkar tersebut.
Baca Juga : Komisi III DPRD Kotim Ingatkan BPBD Tingkatkan Kinerja Pendataan Dampak Banjir
Rudianur mendorong justru kondisi sekarang pemerintah harus memperkuat sektor hutan tanaman industri untuk mengelola dan menanam kembali hutan-hutan yang saat ini sedang kritis. [Red]
Discussion about this post