Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Di tengah masih lesunya perekonomian pasca Pandemi, ditambah geliat ekonomi di daerah yang masih belum maksimal,ternyata mendatangkan hikmah tersendiri. Khususnya bagi mereka yang menyukai tantangan.
Berbagai usaha kreatif muncul, khususnya setelah banyak honorer ‘dirumahkan’. Makin banyak lagi gerai makanan kaki lima, yang muncul menawarkan pilihan rasa, terlebih-lebih harga.
Baca juga :Â Sebagian Wilayah Bartim Diprediksi Akan Banjir
“Saya belum kepikir melamar lagi, kalau suasana keuangan masih suram begini, Mas. Jadi, lebih baik jualan saja. Secara nominal, justru lebih rutin kita terima. Ya, gampangnya, ada aja pemasukan per hari lah,” tutur Acan, warga Tamiang Layang, yang sebelumnya menjadi staf honorer di Kantor Sekretariat DPRD Bartim. (Kamis, 06/07/2023).
Membuat gerobak bakwan kekinian, dengan varian rasa beraneka rupa, membuat dompet Acan dan istrinya jadi terisi tiap hari. Hal yang sama diungkapkan Lina, warga Ampah, Kecamatan Dusun Tengah, yang menawarkan aneka bunga hiasan dalam pot.
“Ya lumayan, malah banyak pemesan dari kabupaten tetangga yaitu Barito Selatan. Ada yang dari Buntok, Patas, Kalahien.. Soalnya saya menawarkan juga melalui media sosial. Harga tergantung jenisnya ya. Tanaman Janda Bolong, kemarin ada yang membeli seharga Rp 150 rb. Ada lagi pehobi anggrek, langsung angkut meski harganya Rp 200 ribu,” tutur ibu dua anak tersebut.
Baik Lina maupun Acan, mewakili masyarakat yang merasa bahwa mengeluh ataupun menyalahkan pembuat kebijakan saja tak akan menyelesaikan masalah. Mencari terobosan menjadi salah satu solusi yang tepat. Karena bagi mereka, ada semacan prinsip penting.
Baca juga :Â Kaya Sumber Daya Ikan Sungai, Sayang Bartim Masih Minim Kreasi Pengolahannya
“Kami menghindari pesanan yang bersifat sebagai pengadaan. Soalnya pembayaran apapun jika sudah melalui keuangan daerah Bartim, seringkali molor. Entah koran atau tabloid, pengadaan makanan dan minuman skala kecil (usaha independen masyarakat) atau yang lain..Jadi, daripada kita sering jengkel gara-gara lambat pembayaran, mending cari segmen pasar non instansi saja,” ucap So, salah seorang warga yang dulu kerap menawarkan jasa usahanya dari kantor ke kantor, dan kini membuka usaha laundry serta makanan kecil. [Red]
Discussion about this post