kaltengtoday.com – SAMPIT. Dalam beberapa hari ini, banyak masyarakat menanyakan tentang orang yang datang dari luar daerah terjangkit dan tidak menunjukan tanda-tanda sakit. Apalagi sampai melakukan isolasi bahkan masuk kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP). Suhu tubuh normal, tidak batuk, tidak pilek dan tidak sesak nafas, bagaimana mungkin bisa menyebarkan virus ke orang lain.
Pertanyaan-pertanyaan ini, terutama banyak didapatkan dari masyarakat yang ada anggota keluarganya atau kerabatnya ditetapkan sebagai ODP. Untuk menjelaskan hal ini, perlu penguraian tentang gambaran proses perkembangan penyakit covid-19 dan mekanisme penularannya.
Menurut dr Yuendri Irawanto, M.Kes Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Sampit mengatakan bahwa telah diungkapkan dalam buku Pneumonia Covid-19 yang diterbitkan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) tahun 2020, setelah terjadi transmisi (penularan), virus masuk ke saluran napas atas kemudian memperbanyak diri (replikasi) di sel permukaan (epitel) saluran napas atas. Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah. Jelasnya kepada Kaltengtoday, Selasa (31/3).
Dikataannya lagi, pada infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan. Ketika virus telah melakukan replikasi dalam sel tubuh manusia, terjadi reaksi imun (kekebalan tubuh) yang mengakibatkan kerusakan sel tubuh dan menimbulkan gejala penyakit. Masa inkubasi (masuknya virus sampai muncul gejala penyakit) sekitar 3-14 hari. Faktor tingkat keganasan virus dan kekebalan tubuh serta penyakit lain yang telah diderita sebelumnya, berpengaruh pada tingkat morbiditas (keparahan) dan mortalitas (kematian) penyakit ini. katanya.
Mengingat virus berada di saluran nafas maka penularan virus terjadi melalui penyebaran tetesan cairan pernapasan. WHO dalam publikasinya 27 Maret 2020 mengungkapkan bahwa penularan tetesan terjadi ketika seseorang berada dalam kontak dekat (dalam 1 m) dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya batuk atau bersin). Kulit mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata) yang terkena tetesan berpotensi menjadi tempat masuknya virus. Penularan tetesan tidak langsung dapat terjadi melalui peralatan di lingkungan sekitar orang yang terinfeksi. Paparnya.
Ditegaskannya pula, bahwa penularan melalui udara hanya dapat dimungkinkan timbul akibat tindakan medis yang menghasilkan aerosol (penggunaan nebuliser/penguapan, pemasangan/pelepasan slang bantu nafas pada tenggorok, operasi pembuatan lubang pernafasan pada leher, dll) dilakukan pada penderita yang positif covid-19. Dalam analisis 75.465 COVID-19 kasus di Cina, penularan melalui udara tidak dilaporkan. Demikian pula keberadaan virus di feses, ada bukti bahwa infeksi COVID-19 dapat menyebabkan infeksi usus dan virus terdapat dalam feses, namun belum ada laporan mengenai penularan feses – mulut. Ucapnya.
Dari uraian diatas, terlihat potensi penularan covid-19 dari individu yang telah terpapar virus yang masih dalam rentang waktu masa inkubasi (belum timbul gejala), yang dikenal sebagai presymptomatic transmission. Penularan dari individu tanpa gejala ini sesuai yang dilaporkan Rothe C, dk (2020)dalam publikasinya yang berjudul Transmission of 2019-nCoV infection from an asymptomatic contact in Germany. Rothe C melaporkan bahwa 3 orang telah mengadakan pertemuan dengan seorang yang berasal dari Shanghai Cina, dimana 2 hari berikutnya 2 orang timbul gejala sakit (1 dari Jerman dan 1 yang dari Shanghai) dan hari berikutnya 2 orang yang lain menunjukan gejala timbulnya penyakit. Keempat orang tersebut dari hasil pemeriksaan PCR dinyatakan positif Covid-19.
Hasil Penelitian Zhang J (2020) yang dimuat dalam Critical Care vol. 24, juga mengungkapkan bahwa 5% dari infeksi COVID-19 adalah kasus tanpa gejala dan berpeluang sebagai sumber penularan. Lorenz J tanggal 30 Maret 2020 juga mengungkapkan banyak individu yang terinfeksi virus, menunjukkan sedikit atau tidak ada gejala sehingga menyulitkan upaya memerangi penyakit Covid-19 Kimball, A (2020) juga menemukan hal yang sama terjadi pada residen unit pelayanan keperawatan. Jelasnya.
Walaupun masih memerlukan penelitian lebih lanjut, uraian diatas dapat memberikan gambaran bahwa penularan berpeluang terjadi dari individu yang tidak menunjukan gejala Covid-19. Oleh karena itu, mereka yang sebelumnya berada pada wilayah terjangkit Covid-19 atau mereka yang pernah kontak dengan penderita, dikelompokkan dalam ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan sangat dianjurkan untuk melakukan isolasi (mandiri atau di sarana kesehatan).
Mari kita bersama-sama berjuang melawan penyebaran Covid-19 dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, sering cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, tetap tinggal di rumah kecuali ada kebutuhan mendesak, menghindari kerumunan orang, olah raga teratur, berjemur diri, konsumsi menu bergizi yang seimbang dan istirahat yang cukup. Pungkasnya. [Red]
Discussion about this post