Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Beberapa perkampungan di Kabupaten Barito Timur, sudah mulai mengeluhkan bencana kekeringan berkepanjangan, yang masih juga dirasakan di bulan November ini. Padahal lazimnya, Nopember adalah bulan yang sudah mulai dipenuhi hujan.
“Andaikan ada paling gerimis, Mas. Berapa lah kemampuan daya serap tanah kalau hujannya cuma rintik-rintik? Sumur sudah tak bisa diharap lagi. Sungai yang agak layak pun agak jauh dari sini. Sementara sumber-sumber mata air yang ada di desa kami sudah keruh dan kering,” ujar Edi, seorang warga pendatang di Desa Rodok, Kecamatan Dusun Tengah, (Minggu, 5/11/2023).
Baca Juga : Â Musim Kemarau, Dinkes Minta Warga Cek Kesehatan Balita
Secara berkelakar ia bahkan menyebut kalau Guns N Roses jika melihat kondisi sekarang, bisa mengubah lagunya. “Mungkin tidak lagi November Rain, tapi November Dry,” ucapnya seraya tertawa.
Kondisi ini sebenarnya menjadi peluang bagi bakal calon legislatif untuk beraksi mendapat simpati. Tapi entah kenapa, sampai berita ini ditulis, kabar yang menyatakan adanya salah satu caleg yang akan menyumbang air, masih belum terealisasi.
“Itu sah-sah saja. Malah bagus. Hanya saja kan tidak bisa mengcover seluruh masyarakat. Makanya kami berharap, aksi-aksi sosial yang dilakukan beberapa lembaga seperti aksi Polres di Kecamatan Benua Lima beberapa waktu, bisa diterapkan atau diduplikasi oleh instansi lain di Desa Rodok, ataupun desa-desa lain di Kecamatan Dusun Tengah,” komentar Hadi, warga Kelurahan Ampah Kota.
Baca Juga : Â Kemarau Ekstrim Picu Karhutla Menjadi Tinggi
Hadi yang aktif di LSM itu juga mengatakan bahwa ada beberapa warga yang memang mampu membeli air. Tapi dengan harga Rp70.000 – Rp100.000 per 1.000 liter, jelas tak mampu dilakukan semua masyarakat.
Oleh sebab itu, menurutnya alangkah baik jika Pemkab Bartim merespon cepat kondisi ini. Mungkin saja jika diterapkan dalam kondisi bencana darurat, akan ada penanganan yang cepat seperti problem-problem lain sebelumnya. *Â Â [Red]
Discussion about this post