Kalteng Today – Sampit, – Tertangkapnya tiga tersangka sindikat pembuat elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) dan kartu keluarga (KK) palsu di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada Sabtu (22/8/2020) kemarin.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Agus Tripurna Tangkasiang mengatakan bahwa dirinya sudah berapa kali dilaporkan tetapi pihaknya tidak melampirkan bukti kuat dan masyarakat yang dirugikan tidak melaporkan ke pihak kepolisian.
“Dengan adanya warga yang melapor, dan mereka ditangkap kami sangat senang dan mengapresiasi pihak kepolisian dengan tertangkapnya sindikat pembuatan KTP Palsu tersebut, maka kami mengharapkan pihak kepolisian dapat membongkar siapa saja pelaku lainnya lagi,” ujar Agus saat dikonfirmasi Senin (24/8/2020).
Dirinya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak membuat KTP atau KK mau surat lainnya melalui calo, karena kalau melalui calo bisa-bisa KTP nya bisa tidak asli seperti yang terjadi seperti kemarin.
“Di Tempat kami, asal sanggup antri satu hari, dia akan membawa dokumen dipastikan asli dan tidak dipungut biaya. Kalau melalui calo dipungut biaya juga dirugikan dan palsu lagi,” ucap Agus.
Saat ditanya terkait blangko tersebut asli apa tidaknya Agus mengatakan bahwa blangko itu tidak asli, kalau blangko itu asli ada keterlibatan orang dalam di Disdukcapil ini. Kalau memang ada blangko asli yang dinyatakan palsu dirinya meminta untuk dibuka saja dari mana blangko tersebut mereka dapatkan.
“Kalau blangko itu asli silahkan tanya pelaku nya dapat dari mana, apakah dapat di Disdukcapil Kabupaten Kotim atau Kabupaten mana dan saya berterima kasih kalau pihak kepolisian membongkar masalah ini sampai tuntas, sehingga sindikat itu bisa dibuka,” Sampainya.
Agus juga mengatakan kalau di Disdukcapil Kabupaten Kotim blangko KTP itu sangat ketat keluarnya, dan setiap hari dilakukan pencetakan harus dihitung berapa perharinya dan setiap hari harus ada berita acaranya dan dilaporkan ke direktorat Jenderal di pusat.
Baca Juga:Â Breaking News : Polisi Tangkap Orang Tua Pelaku Penganiayaan Anak Sampit di Bundaran Besar Palangka Raya
“Kalau saya melihat mereka menggunakan kertas bukan berbentuk blangko diprint, fotonya ditempel menggunakan scene dan dilaminating, kalau produk kami tidak menggunakan itu, karena kami mempunyai alat, dan satu alat cetak KTP itu harganya cukup mahal,” terangnya.
Agus berharap masalah ini dibuka secara terang-terangan sehingga masyarakat tidak ada yang dirugikan lagi, karena ini merupakan jaringan maka berharap semua sindikat ini tertangkap semua. [Red]
Discussion about this post