Kalteng Today – Sampit, – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, terus meningkatkan layanan kepada masyarakat mulai dari melayani donor Plasma Konvalesen sampai deteksi Covid-19.
Kepala Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur, dr Yuendri Irawanto mengatakan pihaknya terus meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat itu dimulai dari donor plasma konvalesen sejak Rabu pekan lalu.
Plasma konvalesen adalah plasma darah yang diambil dari pasien yang terdiagnosa positif COVID-19 dan sudah 14 hari dinyatakan sembuh dari infeksi COVID-19 yang ditandai dengan pemeriksaan swab menggunakan RT-PCR dengan hasil negatif, ujarnya.
“Kami memang belum mempunyai alat khusus, jadi masih dengan cara manual yakni darah dari pendonor dipisah untuk diambil plasmanya,” kata Yuendri kepada kaltengtoday.com, Senin 11 Januari 2021.
Terapi plasma konvalesen kata dia, menjadi salah satu pilihan untuk membantu menyembuhkan pasien-pasien COVID-19. Terapi ini pun mulai menjadi pilihan di Kotawaringin Timur sehingga donor plasma konvalesen kini diperlukan.
“Untuk pelaksanaan terapi itu, setiap pasien membutuhkan dua kantong darah ukuran 200 mililiter setiap kantongnya. PMI siap melayani donor plasma konvalesen jika ada yang membutuhkan.”tuturnya.
Yuendri menjelaskan, plasma konvalesen harus disimpan di tempat pendingin khusus dengan suhu tertentu. PMI Kotawaringin Timur belum memiliki tempat penyimpanan khusus tersebut sehingga plasma konvalesen yang didapat dari pendonor harus langsung ditransfusikan kepada pasien COVID-19 dalam waktu paling lama 24 jam.
“Makanya kalau ada yang memerlukan, baru kita ambil darah dari pendonor. Kalau ada permintaan, kami carikan pasien yang sudah sembuh dari COVID-19 yang mau mendonorkan plasma konvalesen,” jelas Yuendri.
Ia menambahkan PMI juga telah membuka layanan pemeriksaan antibodi dengan metode ECLIA, “Sejak 26 Desember 2020 kami juga melayani pemeriksaan antigen. Saat ini kami juga sedang berupaya memberikan layanan pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA.”tuturnya.
Pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA atau “electrochemiluminescent immunoassay” diyakini memiliki keakuratan yang jauh lebih tinggi dibandingkan pemeriksaan antigen menggunakan alat tes cepat atau “rapid test” yang digunakan saat ini, kata dia.
Baca Juga:Â Bhabinkamtibmas Polsek Hanau Sebar Maklumat Larangan Karhutla
Yuendri bahkan menyebut, hasil pemeriksaan antigen menggunakan metode ECLIA memiliki tingkat keakuratan yang hampir mendekati pemeriksaan swab “polymerase chain reaction” atau PCR.
“Layanan pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA nantinya diharapkan dapat mempercepat upaya mendeteksi sebaran penularan COVID-19. Jika ada warga yang kontak erat dengan pasien COVID-19, bisa diperiksa menggunakan metode ini untuk mengetahui apakah kemungkinan mereka juga tertular atau tidak,” demikian Yuendri. [Red]
Discussion about this post