Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar workshop moderasi beragama, dengan tema “Merajut Kebersamaan Dalam Melayani Serta Menjaga Toleransi Beragama Menuju Kejayaan Hindu Nusantara”, di Fovere Hotel Palangka Raya, Senin (19/9/2022) sore.
Workshop yang dilaksanakan selama dua hari ini, dibuka secara Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalteng, Noor Fahmi
Baca juga :Â Pengurus PHDI Kalteng Periode 2022-2027 Resmi Dilantik
Ketua Pengurus Harian PHDI Kalteng, I Wayan Suata mengatakan, workshop ini dilaksanakan guna memberikan pemahaman kepada seluruh pengurus PHDI Kabupaten/Kota sebagai tolak ukur mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul di daerah.
“Dengan adanya pertemuan ini bisa memberikan jaminan bagaimana kehidupan moderasi beragama yang harmonis, asah, asih dan asuh, sesuai prinsip ajaran hindu Tat Twam Asi Vasudhaiva Kutumbakam,” katanya, usai pembukaan workshop.
Dijelaskannya, workshop ini juga guna membahas terkait program-program kerja PHDI Kalteng kedepan, yang masih menjadi PR untuk segera direalisasikan.
Salah satunya, seperti membentuk kepengurusan PHDI di daerah, yakni di Kabupaten Seruyan. “Kabupaten Seruyan belum terbentuk, mudah-mudahan setelah rapat koordinasi pengurus PHDI Kalteng ini, kita akan membentuk PHDI di daerah,” ucapnya.
Sementara itu, dirinya menilai toleransi beragama di Kalteng sejauh ini sudah sangat bagus. Bahkan, Kalteng masuk dalam urutan ketiga nasional sebagai salah satu daerah yang memiliki toleransi beragama yang tinggi.
“Jangan sampai ada di daerah kita hal-hal narasi-narasi yang kurang bagus. Selama ini kita juga selalu berusaha melakukan rapat koordinasi bersama lembaga keagamaan yang lain, untuk menjalin hubungan yang harmonis,” ujarnya.
Baca juga :Â PHDI Kalteng Silaturahmi dengan Kakanwil Kemenag RI
Untuk itu dirinya meminta agar seluruh peserta dapat mengikuti workshop dengan baik, agar kedepan para umat Hindu dapat selalu memberikan ajaran yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita harus melaksanakan juga ajaran kitab suci terkait apa yang menjadi larangan. Kemudian kita mengadopsi dan mempercayai kearifan lokal, keyakinan-keyakinan kearifan lokal tetap kita laksanakan secara baik berkesinambungan. Jadi hindu kita ini bukan hanya hindu bali, tapi mencakup seluruh umat hindu. Sebab, berdasarkan azas semua kita bersaudara,” pungkasnya. [Red]
Discussion about this post