Kalteng Today – Sampit, – Nampaknya Kotim saat ini menjadi nomor dua dalam angka pernikahan dini di Indonesia.
Tentu dengan angka pernikahan dini tersebut, Kotim khususnya masih sangat memprihatinkan tentunya.
Bupati Kotim Supian Hadi mengatakan jika angka pernikahan tinggi tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan tingginya angka perceraian, sebab pernikahan usia dini belum matang secara psikologis. Makanya hal ini akan berdampak kurang baik untuk Kotim ke depannya. Jelasnya.akhir pekan kemarin (Sabtu ,26/12).
“Angka pernikahan dini tinggi, perlu menjadi perhatian pula bahwa kasus perceraian pula akan tinggi,”tambahnya.
Dikatakan SHD, bahwa faktor pernikahan dini itu diantaranya yakni hamil diluar nikah, dan juga masalah ekonomi.
Biasanya, orang tua yang anaknya hamil sebelum menikah, menuntut anak untuk segera menikah. Tujuan utamanya agar tidak menjadi perbincangan di lingkungan tempat tinggal, Paparnya.
Hal lain pula adalah kurangnya ketegasan orangtua juga menjadi penyebab terjadi pernikahan dini, dimana sering kali terjadi di wilayah pedalaman Kotim.
“Tentu ini kita prihatin, dan saya juga menghimbau agar orang tua bisa memberikan dampak jika terlalu dini menikah diusia muda,”pintanya.
Baca Juga:Â Kotim Masuk Wilayah Resiko Tinggi Penyebaran Covid-19
Menyikapi hal tersebut, salah satu solusinya ialah dengan memberikan pendidikan langsung kepada mereka atau orang tua melalui sosialisasi yang dilakukan dinas terkait didukung oleh lembaga lainnya. Ini juga akan efektif nantinya, mulai dari sosialisasi ditingkat kecamatan/kelurahan sampai ke desa nantinya. Pungkasnya. [Red]
Discussion about this post