kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Beberapa kali kongkow menyaksikan latihan beladiri seperti Karate, MMA, dan Silat Kuntau, baik di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Nansarunai maupun jalan Kantor Bupati Barito Timur, adalah melihat semangat para martir yang seolah tak mempedulikan apakah spirit bahkan prestasi mereka mendapatkan sambutan yang hangat, dari pihak-pihak yang seharusnya mengayomi.
Seperti yang dikatakan Anugerah, salah satu fighter MMA Bartim, bukan rahasia lagi jika kegiatan yang merupakan hobi serta kecintaan ini, lebih banyak menguras kocek kantong daripada mendapatkan aliran pendanaan.
“Sepanjang klub kami eksis, memang pernah ada bantuan, untuk kegiatan eksebisi di Jakarta waktu itu. Namun proses dan nominalnya tidak sepadan dengan beratnya beban, juga risiko yang kami sandang. Tapi tidak apa-apalah, karena ini demi eksistensi klub, jadi saya dan teman-teman berusaha enjoy saja,” ungkapnya.
Baca juga :Ribuan Kendaraan Berplat Merah di Barsel Diperiksa
Meski tidak menceritakan secara eksplisit, bisa ditebak jika kegiatan mereka minim dukungan pendanaan, khususnya dari anggaran organisasi keolahragaan. Kalaupun sempat ada, berasal dari simpatisan atau donatur, yang tidak bisa diharapkan konsistensinya
Aladi, pelatih Karate dari Dojo Inkado-Bartim, malah mengaku belum pernah mendapatkan perhatian serius. Baik berupa anggaran maupun hanya sekadar sapaan.
“Ya rasanya memang ada, pernah dapat (bantuan pembinaan). Tapi tidak sebesar rekan-rekan yang dari klub lain. Dari Inkai atau Lemkari, misalnya,” tutur Aladi saat ditemui di halaman depan Kantor Bupati Bartim, tadi siang (Rabu, 13/4).
Sementara dari Kuntau sendiri, enggan berkomentar apa-apa. Ketman, instruktur Kuntau, hanya tertawa dan memilih untuk terus latihan. Tapi beberapa waktu lalu, saat ikut membina Pangundraun Pitu, ia memaparkan ada bantuan yang diperjuangkan oleh Ariantho S Muler, legislator Barito Timur.
Baca juga :Sebagian Peserta Vaksinasi di Polres Barsel Mendapatkan Bingkisan Sembako
Yang miris, adalah mendengar info dari Paulus K Botoor, pelatih sepakbola Bartim yang memperoleh lisensi Asia Tenggara, ada satu mantan atlet tinju tingkat nasional, yang pernah berprestasi, dan kini harus berbaring sakit di kediaman asalnya, Desa Dayu, Kecamatan Karusen Janang
“Siapa yang memperhatikan beliau? Tidak ada. Padahal beliau beberapa kali menyabet medali, mengharumkan nama daerah juga negara,” ucap Paulus dengan nada suara bergetar, menyimpan emosi. [Red]
Discussion about this post