Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Maraknya konsumsi makanan instan dan makanan ringan yang tinggi garam dan gula menyebabkan gaya hidup masyarakat modern cenderung tidak sehat.
Kesibukan sehari-hari seringkali membuat makanan instan menjadi solusi praktis, namun kebiasaan ini dapat menular ke anak-anak dan balita. Makanan tersebut, yang rendah nutrisi namun tinggi kalori, gula, dan garam, berpotensi mempengaruhi tumbuh kembang anak dan menyebabkan stunting.
Di Kabupaten Pulang Pisau, prevalensi stunting mencapai 31,6%, menjadikannya salah satu yang tertinggi di Kalimantan Tengah. Di Desa Jabiren, terdapat 26 balita mengalami stunting dari 80 balita yang dipantau di empat posyandu, angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kota Palangka Raya, provinsi Kalimantan Tengah, dan rata-rata nasional.
Baca Juga : Forum Puspa Gelar Literasi dan Intervensi Bersama Cegah Stunting
Untuk mengatasi masalah ini, tim pengabdian masyarakat menyelenggarakan pelatihan “Pengolahan Mie KASEIN (Kaya Serat-Protein) untuk Perangi Stunting” pada 30-31 Agustus 2024 di Desa Jabiren. Program ini dipimpin oleh Yuliana Biotek dan Muh. Supwatul Hakim, S.Si., M.Sc., dosen Program Studi Kimia FMIPA, serta Ysrafil M. Biomed. dan Hanasia Biomed. dari Fakultas Kedokteran, bersama mahasiswa lainnya.
Pelatihan ini dihadiri oleh 40 peserta, termasuk kader PKK, kader posyandu, dan pemerintah desa, dan mendapat dukungan penuh dari Kepala Desa Jabiren, Asio H. Unil.
Dalam sambutannya, Asio H. Unil mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas SDM dan mendukung program pengentasan stunting di desa.
Pelatihan dimulai dengan penyampaian materi mengenai produk inovasi Mie KASEIN oleh Yuliana. Mie KASEIN merupakan mie sehat yang terbuat dari campuran tepung ubi jalar dan tepung ikan saluang. “Tepung ubi jalar kaya akan serat pangan dan vitamin, sedangkan ikan saluang, yang melimpah di sungai sekitar, kaya akan protein,” jelas Yuliana.
Ubi jalar, dengan variasi warna seperti ungu, kuning, oranye, dan putih, tidak hanya bernutrisi tetapi juga menarik bagi anak-anak. Ikan saluang, ikan khas sungai Kalimantan Tengah yang tinggi protein, tersedia dalam jumlah melimpah terutama di musim hujan. “Penggunaan bahan lokal ini memungkinkan pembuatan mie sehat tanpa pengawet yang disukai anak-anak,” tambah Yuliana.
Baca Juga : Hadiri Rapat Konsultasi Pulang Pisau Basewut Menuju Bebas Stunting
Segmen kedua dari pelatihan melibatkan praktik langsung pembuatan Mie KASEIN oleh peserta. Mereka dibagi ke dalam empat kelompok untuk mempraktikkan pengolahan mie, sehingga mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan pelatihan ini, diharapkan masyarakat Desa Jabiren dapat memproduksi dan mengonsumsi Mie KASEIN sebagai alternatif makanan yang lebih bergizi, sekaligus mendukung upaya pencegahan stunting di wilayah mereka. [Red]
Discussion about this post