Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Menurut rilis data dari Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah (BPS Kalteng) Nilai Tukar Pertanian (NTP) Gabungan di Kalteng pada Januari 2023 naik sebesar 1,57 persen dibanding Desember 2022, yaitu dari 117,09 menjadi 118,93.
Sebelumnya, Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro mejelaskan NTP tersebut adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
Baca juga :Â BPS Kalteng : Ekonomi Kalteng Triwulan IV Tahun 2022 Tumbuh 5,70 Persen
“Peningkatan 1,56 persen ini disebabkan oleh naiknya nilai tukar pada beberapa subsektor, yakni subsektor tanaman pangan sebesar 3,07 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,93 persen,” katanya kepada awak media, Minggu (12/2).
Ia juga menerangkan, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan dan NTP juga menunjukkan daya tukar atau terms of trade dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
“Sementara itu, subsektor hortikultura, subsektor peternakan, dan subsektor perikanan mengalami penurunan nilai tukar, masing-masing sebesar 2,09 persen, 0,31 persen, dan 0,21 persen,” bebernya.
Pihaknya juga menyampaikan, pada Januari 2023 terjadi peningkatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Bumi Tambun Bungai sebesar 0,49 persen.
Baca juga :Â BPS Kalteng: Tingkat Ketimpangan Pengeluaran di Kalteng Menurun
“Peningkatan ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya indeks harga kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,91 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,73 persen, dan kelompok makanan, minuman dan tembakau senilai 0,70 persen,” ungkapnya.
Ia menambahkan, sama halnya dengan NTP, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalteng pada Januari 2023 juga mengalami peningkatan sebesar 2,06 persen, dari 116,67 pada Desember 2022 lalu, menjadi 119,07 Januari 2023.[Red]
Discussion about this post